22 Maret 2016 bisa jadi tanggal dimana brand dua buah taksi dengan kode di bursa efek Indonesia TAXI dan BIRD menjadi titik nadir mereka. Betapa tidak....semua usaha membangun citra merk mereka yang sudah puluhan tahun menjadi sia-sia. Saya tidak tahu pemicunya apa bisa terjadi chaos dan membuat pemberitaan hari itu didominasi oleh demo taksi. Meskipun banyak merk taksi dalam demo itu namun 2 provider taksi disebutkan di atas ..yang menjadi sorotan.
Salah satu yang menarik bagi saya adalah saat salah satu provider membuat keputusan dengan menggratiskan semua taksi yang beroperasi keesokan harinya selama 24 jam penuh. Saya yakin sekali keputusan tersebut diambil dalam rangka menyelamatkan citra merk nya yang hari itu terpuruk sangat dalam apalagi kalau kita lihat komentar di media sosial.
Apakah keputusan yang diambil manajemen tersebut sudah tepat? kita tidak dapat menghakiminya langsung. Waktu yang akan berbicara, apakah para pelanggan setia merk itu tidak ke lain hati. Mungkin survey (yang salah satu media yang membahas tentang brand) akan memberikan jawabannya.
Selain sektor transportasi, Pilkada atau Pemilukada (ga tahu istilah yg mana yg tepat) tahun 2017 menjadi ajang membangun Personal Brand Image. Meskipun banyak daerah yang menggelar namun magnet DKI menjadi primadona di media sosial dan media mainstream.
Kejadian pilpres 2 tahun yg lalu menjadi dejavu...masing2 calon saya haqul yakin punya tim khusus dan menggunakan media sosial dan mainstream sebagai sarana peningkatan citra minimal menjaga citranya yang selama ini sudah ada.
Disalah satu media, sang bakal calon yang menolak dicalonkan yakni Ridwan Kamil (RK) menyebutkan bahwa saat awal dia mendeklarasikan dirinya sebagai calon Walikota Bandung....tingkat elektabilitas dan popularitasnya hanya 6%. Sejalan dengan dibentuk tim dan membuat strategi komunikasi yang baik, beliau bisa meningkatkan hingga 30%. Tinggal sekarang RK harus membuat strategi, minimal tidak turun dan kalau bisa malah meningkat.
Di Media sosial RK sering berinteraksi dengan warganya secara langsung dan berupaya agar kepercayaan (amanah) yang diberikan kepadanya dapat dijaga dengan baik. Mungkin beberapa orang punya cara dan strategi yang berbeda...namun semua upaya untuk menjaga citra merk (Brand Image) tidak bisa dilakukan secara asal2an....membutuhkan strategi yang matang dan kosnisten
Salah satu yang menarik bagi saya adalah saat salah satu provider membuat keputusan dengan menggratiskan semua taksi yang beroperasi keesokan harinya selama 24 jam penuh. Saya yakin sekali keputusan tersebut diambil dalam rangka menyelamatkan citra merk nya yang hari itu terpuruk sangat dalam apalagi kalau kita lihat komentar di media sosial.
Apakah keputusan yang diambil manajemen tersebut sudah tepat? kita tidak dapat menghakiminya langsung. Waktu yang akan berbicara, apakah para pelanggan setia merk itu tidak ke lain hati. Mungkin survey (yang salah satu media yang membahas tentang brand) akan memberikan jawabannya.
Selain sektor transportasi, Pilkada atau Pemilukada (ga tahu istilah yg mana yg tepat) tahun 2017 menjadi ajang membangun Personal Brand Image. Meskipun banyak daerah yang menggelar namun magnet DKI menjadi primadona di media sosial dan media mainstream.
Kejadian pilpres 2 tahun yg lalu menjadi dejavu...masing2 calon saya haqul yakin punya tim khusus dan menggunakan media sosial dan mainstream sebagai sarana peningkatan citra minimal menjaga citranya yang selama ini sudah ada.
Disalah satu media, sang bakal calon yang menolak dicalonkan yakni Ridwan Kamil (RK) menyebutkan bahwa saat awal dia mendeklarasikan dirinya sebagai calon Walikota Bandung....tingkat elektabilitas dan popularitasnya hanya 6%. Sejalan dengan dibentuk tim dan membuat strategi komunikasi yang baik, beliau bisa meningkatkan hingga 30%. Tinggal sekarang RK harus membuat strategi, minimal tidak turun dan kalau bisa malah meningkat.
Di Media sosial RK sering berinteraksi dengan warganya secara langsung dan berupaya agar kepercayaan (amanah) yang diberikan kepadanya dapat dijaga dengan baik. Mungkin beberapa orang punya cara dan strategi yang berbeda...namun semua upaya untuk menjaga citra merk (Brand Image) tidak bisa dilakukan secara asal2an....membutuhkan strategi yang matang dan kosnisten
2 comments:
Mendapatkan branding itu perlu usaha dan strategy begitu juga untuk mempertahankan branding tsb juga perlu mempunyai strategy
setuju banget
Post a Comment