Masa Orientasi Sekolah

Setiap tahun ajaran baru selalu ramai dengan istilah masa orientasi siswa (MOS) dan setiap tahunnya ramai berita di media massa maupun media elektronik tentang jatuhnya korban hingga ada yang meninggal. Berita tentang ni langsung di'blow up' dengan mantapnya sehingga memberikan judul yang bombastis.

Saya prihatin sekali dengan adanya korban yang sakit hingga meninggal, namun ada berita yang isi dengan judulnya koq ga sama atau ga berimbang. Judulnya muantapppp banget dan memberi kesan berbeda dengan isi beritanya. Sampai2 saya jadi su'udzon, apakah ini upaya mengalihkan issue dari berita yg lebih 'penting' seperti ekonomi negeri yg makin kembang kempis seirirng nilai tukar terhadap US dollar makin terpuruk, atau berita politik lain??? saya tidak tahu.
Saya tidak suka yang namanya MOS yg diisi perploncoan menuju kontak fisik seperti tendang menendang dan pukul memukul karena menurut saya itu bukan tujuan MOS. Pengalaman MOS sewaktu masuk SMA dulu....justru masih membekas dan masih suka menjadi bahan cerita dengan rekan2 alumni SMA kalau kita sedang ketemuan. Mungkin sebagian orang menganggap MOS yg saya dapatkan dulu ga 'berat'....namun sesungguhnya beban MOS itu kembali ke pribadi masing2.

Salah satu yang saya masih suka ingat sewaktu mendapat 'tugas' yang banyak dan terkadang ajaib dan tidak masuk akal. Saat mencari keperluan tugas....saya jadi mendapat teman baru yang banyak karena di pasar ..ketemu teman 'senasib' yang sedang mencari perlengkapan2nya. Kita berdiskusi dengan asyiknya ...padahal sebelumnya belum kenal. Kita jadi punya teman baru yg langsung akrab. Bagi saya pribadi....ini salah satu cara untuk berkenalan dengan rekan-rekan seangkatan...mengingat sekolah yg saya tuju punya murid yang sangat banyak jumlahnya.

Selain itu saya melihat sisi positif lainnya adalah mengajarkan kedisiplinan untuk datang tepat waktu. Kalau disuruh datang jam 12.00 (maklum untuk murid kelas satu waktu belajarnya siang....) ya kita HARUS sudah berada dilokasi minimal 10 menit sebelumnya. Ada juga larangan diantar orang tua yg intinya adalah melatih kemandirian siswa untuk tidak ketergantungan sama antar jemput. Kalau untuk tugas2 ajaib....saya juga melihatnya untuk melatih kreatifitas menghadapi situasi dalam kondisi tertekan.Juga melatih kita untuk mengatur waktu se-efisien mungkin agar tugas2 dapat terselesaikan. Satu lagi....saya merasa mendapatkan rasa solidaritas dan menjadi rasa kebersamaan yang tinggi.

Well...sebaliknya...kalau saya diskusi sama orang2 yang dari pertamanya memang sudah anti MOS. Baginya kegiatan itu sama sekali tidak ada gunanya. Mau aja di-bego2in disuruh ini itu, plus komentar lainnya. Kalau saya singgung dikit aja....langsung banyak banget tanggapannya. Menurut pendapat saya mah...balik lagi ke individual masing2 deeh.

Tulisan ini bukan pembelaan terhadap keberadaan MOS...yang saya tentang adalah perploncoan yg mengarah dengan kekerasan fisik. Kalau cuma disuruh jalan atau lari mah...anggap aja sedang berolah raga. Saya ingat...saat sedang kondisi badan drop...sayapun dibawa ke ruang istirahat. Sekali lagi...berita yang tidak berimbang bisa menggiring opini....Pesan saya sih, jangan langsung kita telan mentah2 berita atau sharing testimoni orang....kita baca dulu isinya...dan kalau ada waktu kita cari sumber beritanya biar ga salah kutip atau salah mengerti....

NE