Tadi malam di Metro TV saya nonton sebuah acara dgn judul Jurnelis alias Juri Panelis. Tadi malam yang menjadi Jurnelis tetap ada 3 orang yakni Effendy Ghazali, Sudjiwo Tedjo dan Ridwan Saidi (biasanya sih Arswendo Atmowiloto) dan 2 orang Jurnelis Tamu yakni Pandji Pragiwaksono dan Sutan Bhatoegana. Sebelumnya saya pernah nonton acara ini...namun kurang menarik karena isinya cuma membahas berita yg terjadi selama sepekan...dan biasanya pokok bahasannya adalah politik.
Bagi saya politik itu saat ini hanya membuat pusing kepala aja. Jangankan untuk sebesar negara Indonesia, level kantor aja banyak politikusnya....yang bikin susah diri sendiri karena (menurut teman-teman sih) saya ini tipenya 'sumbu pendek' alias gampang 'meledak' jika dikasih 'pemantik' sedikit saja. Bagi yang senang berpolitik kunci utamanya adalah anda harus bisa 'berakting' dengan baik untuk mendapat hasil yang diinginkan...dengan tipe sumbu pendek...politik sangat tidak cocok...mendingan keluar dari arena saja lah hehehehehe
Kembali ke acara diatas...tadi malam ada hal yang menarik yakni ada denda sebsar Rp.5000/orang ketika ditengarai sudah menyudutkan seseorang atau membicarakan hal negatif seseorang apalagi diluar konteks. Ridwan Saidi itu terkenal ceplas ceplos kalau ditanya pendapatnya...nah beliaulah yg sering kena denda. Asalkan ditanya oleh pembawa acara...hampir selalu membayar denda... :-)
Sebaliknya Sutan Bhatoegana...dari awal sampai akhir selalu berkelit kalau disuruh bayar denda...inilah yg benar2 seorang politisi ulung. Selalu bisa berkelit meskipun sudah terpojok....top markotop lho. Setiap uang denda dimasukkan ke dalam sebuah fish bowl ...dan jumlahnya sudah banyak banget tuh. Ngga dibilangin sih nantinya uang itu buat apa...tapi bagi saya sih cukup unik aja...isi acara itu sih standar aja menurut saya karena cuma mengomentari berita atau kejadian yg sudah terjadi selama seminggu ini.
Effendy Ghazali lebih sering memberikan masukkan yang positif karena memang beliau seorang pakar komunikasi politik. Sudjiwo Tedjo selalu mengkaitkan dengan dunia pewayangan apa yang saat ini terjadi. Sedangkan Pandji lebih banyak mengemukakan situasi ideal bagi terwujudnya sebuah tatanan sosial masyarakat di negeri ini...mungkin karena dia paling muda.....Pandji terlihat paling idealis dibandingkan nara sumber lainnya.
Lumayan juga untuk menghibur kita disaat kita menjelang istirahat menyongsong hari senin agar kita semangat memulai sebuah aktifitas di awal minggu....asal jangan kebanyakan di denda oleh kantor karena terlambat masuk yah.... cheerss
NE
Bagi saya politik itu saat ini hanya membuat pusing kepala aja. Jangankan untuk sebesar negara Indonesia, level kantor aja banyak politikusnya....yang bikin susah diri sendiri karena (menurut teman-teman sih) saya ini tipenya 'sumbu pendek' alias gampang 'meledak' jika dikasih 'pemantik' sedikit saja. Bagi yang senang berpolitik kunci utamanya adalah anda harus bisa 'berakting' dengan baik untuk mendapat hasil yang diinginkan...dengan tipe sumbu pendek...politik sangat tidak cocok...mendingan keluar dari arena saja lah hehehehehe
Kembali ke acara diatas...tadi malam ada hal yang menarik yakni ada denda sebsar Rp.5000/orang ketika ditengarai sudah menyudutkan seseorang atau membicarakan hal negatif seseorang apalagi diluar konteks. Ridwan Saidi itu terkenal ceplas ceplos kalau ditanya pendapatnya...nah beliaulah yg sering kena denda. Asalkan ditanya oleh pembawa acara...hampir selalu membayar denda... :-)
Sebaliknya Sutan Bhatoegana...dari awal sampai akhir selalu berkelit kalau disuruh bayar denda...inilah yg benar2 seorang politisi ulung. Selalu bisa berkelit meskipun sudah terpojok....top markotop lho. Setiap uang denda dimasukkan ke dalam sebuah fish bowl ...dan jumlahnya sudah banyak banget tuh. Ngga dibilangin sih nantinya uang itu buat apa...tapi bagi saya sih cukup unik aja...isi acara itu sih standar aja menurut saya karena cuma mengomentari berita atau kejadian yg sudah terjadi selama seminggu ini.
Effendy Ghazali lebih sering memberikan masukkan yang positif karena memang beliau seorang pakar komunikasi politik. Sudjiwo Tedjo selalu mengkaitkan dengan dunia pewayangan apa yang saat ini terjadi. Sedangkan Pandji lebih banyak mengemukakan situasi ideal bagi terwujudnya sebuah tatanan sosial masyarakat di negeri ini...mungkin karena dia paling muda.....Pandji terlihat paling idealis dibandingkan nara sumber lainnya.
Lumayan juga untuk menghibur kita disaat kita menjelang istirahat menyongsong hari senin agar kita semangat memulai sebuah aktifitas di awal minggu....asal jangan kebanyakan di denda oleh kantor karena terlambat masuk yah.... cheerss
NE
7 comments:
Pernah lihat juga Pak. Kadang komennya lucu-lucu. Menikmati acara ini justru dari para panelisnya. Beritanya sendiri bosen dengernya. Hehehe.
sya jarang hampir gak pernah menonton acara seperti itu pak, susah dimenegerti :)
om dani.....emang yang dijual dari acara itu ya para panelisnya doank. Kalau udh ngeledek orang bisa sampai abis2an. Nah kemarin itu baru tahu ada peraturan denda 5000 kl udh memojokan seseorang.....
mbak lidya...acaranya seperti parodi politik lah.....ledekin para politikus yang beraksi....dan mereka menimpali seenak hatinya hehehe
mbak lidya...acaranya seperti parodi politik lah.....ledekin para politikus yang beraksi....dan mereka menimpali seenak hatinya hehehe
Jarang nonton sayanya Pak.
Tapi berharap negeri ini baik-baik aja.
Saya belum pernah menonton ini Pak Neck ...
mungkin karena pada dasarnya saya tidak suka acara tok sow ... kecuali Kick Andy
Lucu juga ya ... suruh denda 5000 kalau pernyataannya menyudutkan orang lain ... hahaha ...
salam saya Pak Neck
(5/2 : dua puluh satu)
Post a Comment