Beberapa hari yang lalu setelah nonton sama mantan, kami beli donat di salah satu outlet J*o di Bintaro Plaza. Waktu melakukan pembayaran, saya pergi ke toilet. Pas sampai di outlet tersebut, istri rada-rada lupa jenis kesukaan ketiga anak2 karena sering tertukar dengan outlet donat yg lain D**k*n. Intinya kami ingin menukar beberapa donat yang menurut kami salah pilih. Posisi duduk istri ada di depan etalase outlet tersebut waktu menunggu saya dari toilet.
Ayo tebak apa yang terjadi sat istri ingin menukar donat?????........hehehehe, mereka ga mau dikembalikan donatnya padahal istri saya bukan mau mengembalikan tapi hanya menukar saja. Well...well...well...suasana hati yang adem ayem langsung aja langsung esmosi. Saya pernah bekerja di tempat-tempat seperti itu, jadi saya memahami aturan mainnya. Kalau saja kami sudah meninggalkan tempat itu dan kembali lagi, saya ga akan esmosi. Namun berhubung kami belum beranjak dari tempat itu makanya ini yang membuat saya rada marah.
"Ya udah kalau ga bisa tukar, berarti ini yang terakhir kita beli donat di sini" ujar saya dengan ketus dan keras di depan mereka saat mereka menolak permintaan kami.
Beda dengan saya, istri masih berusaha mengajak bicara secara lembut. Saya mah udah ingin cepat2 meninggalkan tempat tersebut dan tidak akan pernah kembali lagi. Dalam hati saya, memangnya di dunia ini hanya ada mereka aja yang jual donat....hehehehehe. Entah karena kata2 saya atau kata2 istri, akhirnya mereka mau juga menukar 2 donat saja (ngga bisa lebih). Alasannya??? tinggal pilih aja deh....yang pasti itu semuanya ga akan masuk akal orang sehat.
Saya jadi berpikir kembali, seandainya kita berbelanja di pasar tradisional kejadian seperti di atas tidak akan pernah terjadi. Sebab interaksi antara penjual dan pembeli di pasar tradisional jauh lebih akrab dan prinsip memuaskan pelanggan sangat kental saat melayani pembeli. Memang sih para petugas di counter donat tadi memasang muka senyum namun mereka kehilangan esensi dalam melayani pembeli.
Saat ini banyak sekali pasar modern dibangun di sekitar kawasan tempat tinggal saya namun yang istilah modern yang digunakan sebenarnya hanya tempat yang tidak becek dan tidak kumuh. Transaksi masih sama seperti layaknya pasar tradisional yakni tawar menawar tetap ada dan interaksi antara penjual dan pembeli tidak seperti di pasar swalayan.
Munculnya mini market yang menjamur di sekitar perumahan merupakan ancaman serius bagi pedagang tradisional. Namun begitu, untuk di daerah tempat tinggal saya, pedagang-pedagang tradisional masih tetap survive meskipun dikepung oleh mini market. Pendekatan atau cara berjualan yang masih tradisional ternyata masih banyak penggemarnya. Sedangkan berbelanja di mini market meskipun petugas melayani dengan ramah dan senyuman, saya belum merasakan keramahan dan senyuman yang tulus keluar dari mereka.
Diantara kita semua pasti pernah dan masih menjadi penjual. Apabila menggunakan kalimat-kalimat negatif dalam menghadapi pembeli merupakan salah satu modal dasar para pembeli tidak akan kembali.
NE
Ayo tebak apa yang terjadi sat istri ingin menukar donat?????........hehehehe, mereka ga mau dikembalikan donatnya padahal istri saya bukan mau mengembalikan tapi hanya menukar saja. Well...well...well...suasana hati yang adem ayem langsung aja langsung esmosi. Saya pernah bekerja di tempat-tempat seperti itu, jadi saya memahami aturan mainnya. Kalau saja kami sudah meninggalkan tempat itu dan kembali lagi, saya ga akan esmosi. Namun berhubung kami belum beranjak dari tempat itu makanya ini yang membuat saya rada marah.
"Ya udah kalau ga bisa tukar, berarti ini yang terakhir kita beli donat di sini" ujar saya dengan ketus dan keras di depan mereka saat mereka menolak permintaan kami.
Beda dengan saya, istri masih berusaha mengajak bicara secara lembut. Saya mah udah ingin cepat2 meninggalkan tempat tersebut dan tidak akan pernah kembali lagi. Dalam hati saya, memangnya di dunia ini hanya ada mereka aja yang jual donat....hehehehehe. Entah karena kata2 saya atau kata2 istri, akhirnya mereka mau juga menukar 2 donat saja (ngga bisa lebih). Alasannya??? tinggal pilih aja deh....yang pasti itu semuanya ga akan masuk akal orang sehat.
Saya jadi berpikir kembali, seandainya kita berbelanja di pasar tradisional kejadian seperti di atas tidak akan pernah terjadi. Sebab interaksi antara penjual dan pembeli di pasar tradisional jauh lebih akrab dan prinsip memuaskan pelanggan sangat kental saat melayani pembeli. Memang sih para petugas di counter donat tadi memasang muka senyum namun mereka kehilangan esensi dalam melayani pembeli.
Saat ini banyak sekali pasar modern dibangun di sekitar kawasan tempat tinggal saya namun yang istilah modern yang digunakan sebenarnya hanya tempat yang tidak becek dan tidak kumuh. Transaksi masih sama seperti layaknya pasar tradisional yakni tawar menawar tetap ada dan interaksi antara penjual dan pembeli tidak seperti di pasar swalayan.
Munculnya mini market yang menjamur di sekitar perumahan merupakan ancaman serius bagi pedagang tradisional. Namun begitu, untuk di daerah tempat tinggal saya, pedagang-pedagang tradisional masih tetap survive meskipun dikepung oleh mini market. Pendekatan atau cara berjualan yang masih tradisional ternyata masih banyak penggemarnya. Sedangkan berbelanja di mini market meskipun petugas melayani dengan ramah dan senyuman, saya belum merasakan keramahan dan senyuman yang tulus keluar dari mereka.
Diantara kita semua pasti pernah dan masih menjadi penjual. Apabila menggunakan kalimat-kalimat negatif dalam menghadapi pembeli merupakan salah satu modal dasar para pembeli tidak akan kembali.
NE
13 comments:
Bang sabar..sabar.. jangan esmosi donk..
jangan pake urat, kalo baso sih enak pake urat, baso urat hhe..
Mungkin si Mba nya yang jual hanya mematuhi aturan yang ada, ga bisa nyalahin juga sih.
Ya udah kita belanja donat di pasar tradisional aja, biar bisa di tukar xixiix..
Donatnya masih ada ga Bang, mau donk..
Waduh kok ribet amat yak ...
Seharusnya ...
Kalo donatnya berharga sama ...
Pak neck dan mantan belum beranjak dari gerai itu ...
Tak ada alasan untuk menolak
Lagipula ...
Di donat nggak ada bar codenya kan ?
Jadi nggak akan repot mengcancel inventory dsb ..
Hehehe
Salam saya pak neck
istilah "nguwongke" sudah semakin jarang. Memanusiakan manusia adalah nilai luhur yang masih hidup di pasar tradisional. Setelah pindah ke pasar mini kok ya berganti dengan barcode, meskipun diulas sedikit senyuman.
aaahhh aku malah lebih parah mas.. pernah waktu nonton bioskop aku mau beli popcorn.. pas pesennya aku bilang big.. sangkain yg big itu yg pake kotak.. sang kasih langsung lah menekan di mesin kasirnya.. eeehh pas dia mau ambil tempatnya yg diambil yg lebih besar dr bayangan aku.. spontan aku bilang maksudku bukan yg itu.. tapi yg kertas.. eeehhh dia gak mau ganti dong.. katanya udah tercetak di mesin kasir.. dan gak bisa dicancel.. padahal proses transaksi masig berlangsung.. protes dong aku.. tapi dia.ketus aja gt.. kesaaaalllll banget..
*eh kok jadi.curhat*
susah memang Mas
kadang ngadepin gini2 nih
klo gak inget ntar kita yang jadi sakit mah huh!
belum dipeganh2 masih higienis kan masa ga boleh ditukar ya pak
Betul Necky, interaksi antara penjual dan pembeli itu sekarang lebih tegas dan tanpa toleransi. Padahal dulu, pembeli itu adalah raja...
Kemunduran yang memprihatinkan :(
Di tempat belanja moderen, keramah-tamahannya kan melalui SOP Mas, gak datang dari dalam, tapi standar yg harus dipenuhi. Seperti di konter2 bank, juga, mereka sih tersenyum, tapi kekeuh bagai batu dalamnya..Beda dng pasar tradisional, kalau pedagangnya ramah, itu datang dari perangai yg bersangkutan..Gak ada yg bakal ngomelin kalau sewaktu-waktu mereka cemberut pada customernya..Mungkin karena pedagang di pasar tradisional adalah bos dari produk yg dia perdagangkan, jadi independen. Kalau yg kita temui di pasar moderen, kan karyawan, yg gak bisa ngambil keputusan sendiri
Mungkin karena jenis donat yang sudah dibeli sdh tersimpan di komputer itu ya, Bang, jadi gak boleh ditukar. Tapi mestinay sih fleksibel dong selama belum beranjak dari outlet.
Lha wong belum 5 menit kok :D
Ga tahu nchie....ntah knp jadi gampang sewot. Gw tahu dia ngejalanin aturan tp kalu sikapnya gitu khan gw jadi lebih enak jajan donat kampung aja deh. Donatnya udh abis....karena kejauhan sih rumahnya..hehehehehe
segitunya gak bisa ditukar? kalau itu menimpa pada saya, saya nggak akan beli di toko itu lagi. >.<
wah ini pelajaran penting buatku, kalau milih jenis donat mesti hati-hati. kalau mau ditukar ternyata merepotkan dan bikin esmosi ya mas? :) mungkin sudah ada peraturan begitu. tapi mestinya peraturan itu dibuat tidak untuk merugikan konsumen kan ya?
kalau di pasar tradisional memang lebih mudah sih transaksinya. kecuali penjualnya sangat-sangat rese ya. tapi jarang sih ada penjual semacam itu. biasanya kalau penjualnya rese, saya nggak akan lagi beli sama dia. :)
Mon meilleur ami et je veux créer un site de blogs, mais nous ne savons pas lequel utiliser. Nous avons essentiellement sera juste des trucs adresse aléatoire de rien, mais nous voulons le site pour être amusant et décoratif, et pas seulement un modèle ordinaire ..
Post a Comment