Diskusi tentang UASBN (baca UN aja ya), memang seakan tidak pernah ada habisnya. Sebagian orang setuju dengan pelaksanaannya masih tidak sedikit juga orang yang tidak setuju alias Kontra atas penyelenggaraan UN.
JK merupakan salah seorang tokoh nasional yang sangat Pro UN karena menurutnya bangsa ini kalau ingin maju harus meningkatkan mutu pendidikan. UN merupakan cara untuk mempercepat peningkatan pendidikan bangsa.
Terakhir kali saya melakukan diskusi lewat FB dengan topik UN dimana rekan saya sangat mendukung UN berdasarkan pendapat2nya sedangkan saya menjadi pihak yang Kontra UN. Semua alasan dan landasan pendapat beliau tentang UN tidak usah diragukan kebenarannya, sementara saya pun memberikan fakta dan alasan2 yang menurut saya juga betul. Lalu sayapun jadi berpikir, apabila kedua pendapat ini sama-sama benar apa memang mungkin???
Sebagai pengalaman pribadi, saya punya anak yang sedang berjuang mempersiapkan UN untuk masuk SMP. Dua bulan terakhir, fokus belajar hanya untuk tiga mata pelajaran yang akan diuji. Belum lagi Try Out (TO) dari sekolahnya untuk pemantapan ujian nanti. Melihat hal tersebut, lalu saya ajak biacara anak saya setiap selesai TO. Apakah bisa mengerjakannya? Terus kalau hasilnya keluar, apakah nilai itu cukup untuk jadi lulus atau diterima di SMP? Entah anak saya yang terlalu cuek atau ngga ngerti atau ga pernha dengar latar belakang diadakannya TO, dia tidak mengerti apa tujuan TO itu sendiri.....Waduh....saya langsung teringat kata-kata AaGym, bahwa kadang-kadang kita lupa kalau cara berpikir anak 11 tahun sangat berbeda dengan manusia dewasa namun kita berasumsi mereka sudah paham cara pikir manusia dewasa. Apakah ini cukup adil? Mudah2an saja asumsi tersebut bukan menjadi tolok ukur kita semua.
Ciputat, 20 Maret 2010
www.sentilan.blogspot.com
No comments:
Post a Comment