Beberapa hari ini, cukup ramai tentang rencana Jokowi untuk mengganti jalan Medan Merdeka Utara, Selatan, Barat dan Timur menjadi jalan Soekarno, Hatta, Soeharto dan Ali Sadikin. Menurut pendapat orang awam seperti saya, langkah Jokowi ini sangat baik banget. Sebagai orang nomor satu di DKI, dia melihat ada yang kurang sreg dengan nama jalan di sekitar istana. Bukan tanpa alasan ataupun sembarangan, beliau menetapkan 4 nama tersebut. Pasti sudah ada kajian sebelumnya yang akhirnya memunculkan nama2 tersebut.
Rencana itu menjadi ramai dan menjadi sedikit kontroversi karena ada nama Soeharto disana. Banyak yang memberikan ketidaksetujuan adanya nama beliau menjadi salah satu nama jalan. Banyak sekali nada2 miring dan menilai belum layak disandingkan namanya dengan 3 nama lainnya. Selalu dihubungkan dengan 'dosa' beliau selama menjabat sebagai kepala negara atau Presiden RI. Jadinya wacana Jokowi itu menjadi sumber berita empuk bagi kuli tinta untuk menjadi berita deh.... :-)
Saat Jokowi dan Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, apa langkah-langkah yang diambil oleh mereka? Apa mengangkat dosa2 gubernur sebelumnya??? Apa memberangus semua program2nya?? Yang saya lihat, mereka berdua bahu membahu memperbaiki program2 yang sudah berjalan namun tidak mulus, kemudian membenahi masalah2 yang ada didepan mata dan butuh dengan segera diberikan solusinya.
Mereka berdua ga mau menghabiskan energi dan waktu mereka hanya sekedar mencari kesalahan pejabat2 sebelum mereka menjadi kepala daerah. Yang sudah berlalu, biarkan sudah terjadi namun kalau ada kesalahan hendaknya jangan diulangi lagi. Sebagai contoh: sewaktu Ahok meminta PU memotong anggaran sebesar 25% bukan tanpa alasan. Realisasi dari pagu proyek2 yang telah dianggarkan sebelumnya rata2 sebesar 60%. Ini berarti ada 40% anggaran yang terbuang. Nah dari pada terbuang percuma mendingan dialokasikan kepada proyek lainnya. Ahok bersikeras agar anggaran dipotong karena punya data2. Ketika pejabat PU tidak bergeming akhirnya Ahok 'mengancam' akan mengevaluasi semua proyek2 sebelumnya dan kalau ada yg ternyata menyimpang ..urusan akan menjadi lebih panjang.
Dari pernyataan beliau, dapat disimpulkan bahwa yang harus diprioritaskan adalah membuat sesuatu yang lebih baik dari kemarin. Kalau kemarin masih banyak kekurangan, diupayakan menjadi jauh lebih baik untuk selanjutnya. Masa iya, kita mesti diancam-ancam baru bisa berbuat lebih baik sih? Memang agak sulit untuk bisa berubah...apalagi kalau sudah berada dalam zona nyaman.
Kita sering sekali terjebak pada masa lalu bahkan ada yang tidak bisa melupakan kepedihan sehingga berdampak negatif terhadap diri kita. Hidup kita jadi penuh dendam dan tidak 'move on' untuk menatap masa depan yang lebih baik. Masa lalu kita jadikan referensi untuk menata aktifitas kita selanjutnya. Kesalahan yang pernah dibuat, menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki selanjutnya agar terhindar berbuat kesalahan yang sama.
Kita bisa khan menilai dari kebaikan seseorang dan bukan sebaliknya hanya melihat kekurangan dan keburukan masa lalu. Lepas dari kekurangan seorang Soeharto, masih banyak jasa-jasa yang telah diberikan kepada bangsa ini. Kalau mau 'fair' buat aja list dari seorang Soeharto, Soekarno, Hatta maupun Ali Sadikin tentang kekurangan dan kelebihannya. Saya yakin list kebaikan mereka pasti lebih banyak dari kekurangannya. So...marilah kita menatap ke depan kalau ga mau kesandung apabila sedang berjalan. Saya yakin kalau kita nengok ke belakang terus, niscaya kita bisa terjerembab jatuh atau malah bisa menabrak.
Piss...ah...
NE
Rencana itu menjadi ramai dan menjadi sedikit kontroversi karena ada nama Soeharto disana. Banyak yang memberikan ketidaksetujuan adanya nama beliau menjadi salah satu nama jalan. Banyak sekali nada2 miring dan menilai belum layak disandingkan namanya dengan 3 nama lainnya. Selalu dihubungkan dengan 'dosa' beliau selama menjabat sebagai kepala negara atau Presiden RI. Jadinya wacana Jokowi itu menjadi sumber berita empuk bagi kuli tinta untuk menjadi berita deh.... :-)
Saat Jokowi dan Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, apa langkah-langkah yang diambil oleh mereka? Apa mengangkat dosa2 gubernur sebelumnya??? Apa memberangus semua program2nya?? Yang saya lihat, mereka berdua bahu membahu memperbaiki program2 yang sudah berjalan namun tidak mulus, kemudian membenahi masalah2 yang ada didepan mata dan butuh dengan segera diberikan solusinya.
Mereka berdua ga mau menghabiskan energi dan waktu mereka hanya sekedar mencari kesalahan pejabat2 sebelum mereka menjadi kepala daerah. Yang sudah berlalu, biarkan sudah terjadi namun kalau ada kesalahan hendaknya jangan diulangi lagi. Sebagai contoh: sewaktu Ahok meminta PU memotong anggaran sebesar 25% bukan tanpa alasan. Realisasi dari pagu proyek2 yang telah dianggarkan sebelumnya rata2 sebesar 60%. Ini berarti ada 40% anggaran yang terbuang. Nah dari pada terbuang percuma mendingan dialokasikan kepada proyek lainnya. Ahok bersikeras agar anggaran dipotong karena punya data2. Ketika pejabat PU tidak bergeming akhirnya Ahok 'mengancam' akan mengevaluasi semua proyek2 sebelumnya dan kalau ada yg ternyata menyimpang ..urusan akan menjadi lebih panjang.
Dari pernyataan beliau, dapat disimpulkan bahwa yang harus diprioritaskan adalah membuat sesuatu yang lebih baik dari kemarin. Kalau kemarin masih banyak kekurangan, diupayakan menjadi jauh lebih baik untuk selanjutnya. Masa iya, kita mesti diancam-ancam baru bisa berbuat lebih baik sih? Memang agak sulit untuk bisa berubah...apalagi kalau sudah berada dalam zona nyaman.
Kita sering sekali terjebak pada masa lalu bahkan ada yang tidak bisa melupakan kepedihan sehingga berdampak negatif terhadap diri kita. Hidup kita jadi penuh dendam dan tidak 'move on' untuk menatap masa depan yang lebih baik. Masa lalu kita jadikan referensi untuk menata aktifitas kita selanjutnya. Kesalahan yang pernah dibuat, menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki selanjutnya agar terhindar berbuat kesalahan yang sama.
Kita bisa khan menilai dari kebaikan seseorang dan bukan sebaliknya hanya melihat kekurangan dan keburukan masa lalu. Lepas dari kekurangan seorang Soeharto, masih banyak jasa-jasa yang telah diberikan kepada bangsa ini. Kalau mau 'fair' buat aja list dari seorang Soeharto, Soekarno, Hatta maupun Ali Sadikin tentang kekurangan dan kelebihannya. Saya yakin list kebaikan mereka pasti lebih banyak dari kekurangannya. So...marilah kita menatap ke depan kalau ga mau kesandung apabila sedang berjalan. Saya yakin kalau kita nengok ke belakang terus, niscaya kita bisa terjerembab jatuh atau malah bisa menabrak.
Piss...ah...
NE
10 comments:
Keseringan noleh ke belakang bisa nabrak ya mas.
Memang tak ada gunanya hanya mencari dan selalu membuat daftar kesalahan pemimpin di masa lalu. Persoalan semakin luas, sudah waktunya bahu membahu untuk menyelesaikannya.
Nice share, mas Necky
Dan kalau mau jujur ...
saya rasa ada satu dua "kontroversi" yang mungkin ada pada tokoh tersebut ...
Lokalisasi ? Perjudian ? dan sebagainya
Tapi tetap ... mari kita mengenang jasa-jasa mereka ... yang saya rasa jauh lebih banyak ... dari pada kekurangannya ...
Salam saya
mbak niken...tidak mudah ngelupain masa lalu namun we should move on khan??
bener om enha, manusia itu tidak ada yang sempurna. Kalau kita mengantar atau mensholatkan jenazah...kita diminta untuk mengingat kebaikan almarhum/almarhumah....simpan kekurangan dalam hati kita bukan??
lihat kedepan takutnya tersandung ya pak
kalau udah pernah membangun bangsa ini siapapun berhak kok rasanya. toh dikenang gak musti jadi nama jalan juga kan :)
salut ya buat kepemimpinan jokowi ahok layak diacungi jempol dgn segala kelebihan dan kekurangannya :)
OOT dikit, Bang..
Sekarang ini banyak banget bersebaran poster-poster dengan gambar Pak Harto yang tulisannya kira-kira gini: "Piye kabare Le? Penak jamanku tho?". Kira-kira, yang nulis gini, maksudnya apaan ya? hehe.. :)
Nah sekarang komentar...
Setuju sekali dengan pemikiran Bang Necky, bahwa tidak ada orang yang tidak berbuat salah. Kesalahan yang pernah dibuat di masa lalu tersebut, tidak bisa diperbaiki lagi, tapi untuk dijadikan pelajaran agar di masa mendatang tidak mengulanginya kembali..
Yang saya tidak setuju adalah, bila ada rencana bikin jalan dengan nama JOKOWI.. hehe..
soal nama jalan, saya tidak mengikuti. Dan aku rasa masih belum urgent.
Tapi aku masih menyimpan uang 50ribu biru loh :D
Pemberitaan akhir-akhir ini terlalu banyak memasukkan unsur subjektifitas, walau unsur itu ga bisa dipungkiri selalu ada, tapi jangan "terlalu"
Mengenai penggunaan nama Soeharto saya rasa sah-sah saja, mengingat jasa beliau terhadap pembangunan Indonesia, itu tidak bisa dipungkiri.
Post a Comment