Like fanspagenya SENTILAN

Thursday 13 June 2013

Penerimaan Siswa Baru

Tanggal 22 Juni 2013 tinggal beberapa hari lagi, tanggal tersebut merupakan tanggal pendaftaran online buat masuk SMP & SMA/SMK di DKI.
Namun hingga tulisan ini dibuat...website masih under construction alias belum bisa memberikan informasi rinci, Padahal sebulan yang lalu website ini berwajah lama namun begitu kita masih bisa lihat data2 tahun yang lalu khususnya passing grade penerimaan di sekolah2. Memang sih ada perubahan peraturan dalam penerimaan siswa baru tahun ini. Mereka menyebutnya sistem Zonasi. Ayo Diknas DKI segera selesaikan sebelum waktunya minimal seminggu sebelumnya donk.

Bagi blogger di DKI era tahun 80an mungkin masih ingat dengan sistem Rayon dalam penerimaan siswa baru. Dalam sistem rayon, siswa tidak bisa mendaftar di luar rayon-nya. Misalkan: di Jakarta Selatan ada 2 rayon yg dipisahkan yakni kecamatan Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Cilandak jadi satu rayon. Sedangkan Tebet, Pasar Minggu dan Setiabudi termasuk rayon lainnya. Jadi kalau saya tinggal di Kebayoran, ga bisa mendaftar ke SMA 8 (Tebet) atau SMA 28 (Pasar Minggu), Tapi tetaup aja ada beberapa teman yg bisa crossing zona dengan 'mengakali' tempat tinggal alias domisilinya.

Pengumuman peraturan tahun ini diberitahukan lewat guru sekolah sewaktu pengumuman kelulusan, jadi hampir dipastikan untuk pindah domisili sangat sulit dilakukan.

Tahun ini ada beberapa jalur penerimaan yakni Jalur Umum, Prestasi dan Lokal. Komposisi penerimaan pun menjadi 45:5:50. Maksudnya untuk Jalur Umum dibuka penerimaan adalah 45% dr kapasitas sekolah. Yang boleh ikut mendaftar adalah semua sekolah di DKI dengan domisili yang diluar DKI sekalipun seperti anak saya. Sekolah di DKI namun bertempat tinggal di luar DKI (Tangsel). Kalau kapasitas sekolah hanya 100 kursi, hanya ada 45 yang diperebutkan oleh siswa. Kalau anak anak saya tidak diterima di jalur umum ini, berarti mereka harus mencari sekolah swasta karena untuk tahap II hanya dibuka untuk Jalur Lokal.

Jalur lokal itu hanya diperuntukan untuk siswa yg berdomisili di Jakarta dan diprioritaskan kepada domisili yang (kecamatan) sama dengan sekolah yang dituju. Sedangkan jalur prestasi adalah untuk siswa yang memiliki prestasi khusus di bidang olahraga, kesenian maupun pendidikan (ikut atau juara olimpiade matematikan misalnya). Menurut pendapat saya sih peraturan ini cukup fair kedengarannya. Mudah2an pada pelaksanaannya nanti ga banyak kendala deh.

Ada satu hal yang saya khawatirkan di tanggal tersebut yakni waktu penerimaan SMP dan SMA/SMK itu dilakukan pada saat yang bersamaan. Mudah2an server dan network Diknas Provinsi DKI bisa menampung user yang ratusan ribu itu. Pengalaman 3 tahun lalu sih, saat penerimaan SMA/SMK ada kendala di server yang error karena serbuan user...semoga saja tahun ini tidak terjadi hal yang sama.

Semoga saja Nedia dan Nafis bisa diterima di sekolah yang mereka inginkan (meskipun saya harus siap-siap memberikan janji saya kepada mereka seandainya diterima di sekolah negeri)...menunggu pendaftaran dan pengumuman jadi deg-degan sendiri deh....

NE

5 comments:

Junita Siregar said...

sistemnya gonta-ganti terus seiring perputaran bursa menteri hehehehh. Semoga putra-putrinya bisa masuk sekolah yang didamba ya Mas... Salam

Bibi Titi Teliti said...

Baaaang...
pilih-pilih sekolah jaman sekarang memang harus ekstra hati hati yah...

Entahlah bakalan seperti apa milih SMP/SMA jaman Kayla & Fathir nantinya...

denger2 gosip sih katanta taun depan gak ada UN yah...semua serba gak jelas nih...

NECKY said...

sarijeruk....ma kasih banyak atas doa
nya

NECKY said...

erry...bener tuh bukan gosip kalau tahun depan ga ada UN buat anak SD. Yang sekarang kelas 6...untung deh, tapi ga tahu gimana cara masuk ke SMP nya

Unknown said...

Ironis dan miris....bagaimana tidak...anak saya dng UN 26.8 bisa dikalahkan oleh siswa yg UN-nya 17.xx, hanya karena domisili. Padahal kita tahu UN itu sudah standar nasional,jadi dimanapun anak tinggal kualistas UN itu sama. Mau jadi apa negeri ini ?????kita hidup di era globalisasi, tingkat persaingan kerja bukan jamannya lagi bersaing dgn sesama orang kita, sekarang sudah maen orang luar.....gimana kita mau maju kalau kita sendiri mengkerdilkan diri sendiri......