Breaking News: Banjir Jakarta

Hari ini, seperti halnya kemarin saya menerjang hujan di pagi hari dalam rangka mengantarkan Nedia ke sekolah. Sejak menjadi Biker, hujan bukan halangan keluar dari rumah. Senjata penangkis hujan alias Jas Hujan sudah selalu siap digunakan. Pagi inipun saya tidak menyangka akan heboh banjir yang merata karena sewaktu melintasi jalan Sudirman dan Thamrin belum terlihat tanda-tanda yang aneh.

Bis Transjakarta Menerjang Banjir

Di kantor sampai jam 7 lewat sedikit dengan hujan yg cukup sedang besarnya. Langit dan awan makin tebal terlihat dari lantai 18, menara thamrin. Belum 15 menit di kantor, saya mendapat kabar dari rekan2 yang terjebak kemacetan akibat banjir. Langsung aja saya bergegas melihat ke jendela dan ternyata di depan sarinah air sudah menggenang, di samping sarinah menuju sabang juga mulai makin tinggi air genangannya. Kendaraan dari arah bundaran HI, hanya bisa melintasi di jalur transjakarta (Busway) begitu pula kendaraan yang menuju bundaran HI hanya bisa melalui Busway. Sedangkan di perempatan antara Bank Indonesia dan Kementrian Agama hanya kendaraan yang tinggi yang berani melintas seperti bis, kijang innova, daihatsu terios, dan sejenisnya. Selebihnya hanya bisa memandang air dan parkir dengan tertib. Sementara itu lalu lintas sudah makin semrawut karena satu jalur jadi dua arah yang berlawanan.
Jam 9 pagi hujan berhenti, beberapa rekan yang sudah berada di kantor berbondong-bondong keluar kantor untuk melihat keadaan banjir dan lalu lintas di sekitar gedung. Sebelumnya, saya sempat beli sarapan pagi di belakang kantor (jalan kampung bali) ternyata sebagian jalanan sudah digenangi banjir dan menyebabkan akses menuju kantor lewat jalan belakang tidak dapat dilewati. Kami sepakat untuk melihat keadaan dari atas jembatan penyebrangan yang persis terletak diantara menara thamrin dan gedung bppt. Foto-foto yang sempat diabadikan sewaktu keadaan belum terlalu parah.
Jam 10 pagi akhirnya kantor mengizinkan karyawan yang ada di kantor boleh pulang mengingat keadaan bankir makin meluas dan dikhawatirkan akan makin parah, Beberapa rekan roker (rombongan kereta) jurusan depok bogor sepakat untuk menentang banjir untuk menuju stasiun manggarai karena kereta jurusan depok/bogor hanya bisa sampai di sana.

Sementara itu roker serpong belum menentukan apa2 karena belum mendapat kabar tentang jurusannya. Belakangan saya mengetahui dari milis KRL Mania bahwa jurusan Serpong hanya bisa sampai di stasiun Palmerah karena Stasiun Tanah Abang sudah terendam air. Dalam hati saya, untung saya membawa motor, coba kalau masih naik kereta. Gimana caranya bisa ke palmerah??

Satu persatu, rekan2 meninggalkan kantor hingga akhirnya saya memutuskan pulang saat jam menunjukkan 11.30 karena dead line kerjaan buat besok harus diselesaikan hari ini. Nah giliran mau pulang, akhirnya saya mencari info jalan menuju bintaro/ciputat. Akses jalan yg biasa digunakan sudah tertutup oleh banjir. Setelah berliku-liku dan menerjang banjir (agak takut kalau tiba2 motor mati mesin....hehehehehe) akhirnya saya bisa mencapai rumah dengan selamat.

Waktu saya melihat berita di internet ternyata antara bundaran HI ke arah kantor (sarinah) sudah menjadi 'lautan' akibat adanya tanggul jebol di latuharhary dan membuat keadaan makin kacau. Apalagi informasi dari rekan2 yg tinggal di Depok dan Bogor...kalau hujan masih mengguyur daerah tinggal mereka.
Apakah saya bisa pergi kantor besok? Wallahualam aja deh..

NE