Mandi Air Panas (Belerang)

Gara-gara baca tulisannya Nique yang terakhir tentang liburannya dia, saya jadi mau ceritain aktifitas yang tidak biasa saya lakukan yakni pergi tanpa planning yang matang. Namun sebenarnya rencana ini pernah saya dan istri bicarakan juga walau belum ditentukan tanggalnya.

Rencana itu adalah, ingin mandi air belerang dan berdasarkan pengalaman saya pernah mandi belerang di Ciater (Subang), dan Cipanas (Garut). Keduanya udah jadi target tempat yang akan dikunjungi saya dan keluarga apabila mau jalan-jalan. Ke Ciater batal karena waktu awal2 bulan Februari kemarin cuacanya menurut salah seorang blogger Lembang (Dey) saat itu kurang bersahabat.

Begitu pula dengan rencana ke Garut di bulan Maret tidak jadi terealisasi karena alasan teknis yang tidak bisa dihindari sama sekali padahal kali ini saya udh minta informasinya sama mbak Irma untuk hotelnya.... hiks hiks hiks...
Hingga akhirnya saya mendapatkan info mandi air belerang yang tidak jauh dari Jakarta yakni di G. Pancar (Sentul) dan di Ciseeng (Parung). Setelah saya melakukan broswing untuk dapatkan informasi akhirnya untuk saat ini saya mengajak keluarga akan pergi ke Ciseeng saja. Mengingat lokasinya paling dekat rumah dan lokasinya mudah dicapai.

Akhirnya beberapa hari yang lalu, selepas sholat subuh saya bilang ke istri untuk pergi hari itu. Sementara dia beres2 keperluan berangkat...sayapun mengajak anak-anak saya untuk bangun pagi dan bersiap untuk pergi. Sambil menunggu anak2 bersiap, saya dan istri membuat rencana hari itu mau kemana saja. Saya pikir kalau cuma main air belerang doank...bisa2 ga fun nih apalagi saya juga belum tahu suasana di lokasi pemandian.

Trio N di Puncak

Sebelum berangkat, saya memutuskan untuk pergi ke Puncak dulu untuk cari udara segar dan makan siang baru kemudian ke pemandian di Ciseeng Parung. Sepanjang perjalanan menuju Puncak penuh dengan canda dan tawa semuanya. Meskipun keadaan menuju Puncak cukup macet di beberapa titik tapi tidak menyurutkan niat saya pergi ke sana. Sambil di jalan, saya sendiri ga tahu mau berhenti dan makan siang di mana. Tiba-tiba saja, saya teringat dengan restoran Rindu Alam. Di tempat ini kenangan saya bersama ibu sungguh sangat banyak dan mengesankan.

Akhirnya Rindu Alam saya pilih untuk menjadi tempat makan siang dan beristirahat sambil melihat pemandangan puncak. Meskipun kita ga lama di sana tapi sempat beberapa foto kita abadikan meskipun hanya pake kamera hp doank. Perjalanan berikutnya adalah ke Ciseeng dengan tujuan adalah mandi air belerang.

Sempat ga yakin dengan petunjuk jalan menuju tempat itu, akhirnya dengan yakinnya saya lewat jalan raya Parung, Bogor sambil lihat-lihat petunjuk belok ke ciseeng. Meskipun GPS ada tapi berhubung belum sempat eksplore kecanggihan alat tersebut, saya mendapatkan juga jalan belok menuju ke lokasi.  Hanya bertanya satu kali saya akhirnya sampai juga di tempat tersebut.

Masuk ke area bayar Rp.2000 untuk sumbangan desa.
Masuk parkir bayar Rp.3000 untuk retribusi kendaraan
Masuk lokasi Tirta Sanita (nama tempatnya) 3xRp.8000 + 2xRp.6000
Masuk tempat pemandian (VIP) dikenakan charge Rp.10.000 per orang

Saya sempat bingung dengan lokasi pemandian ini, sebab tidak sesuai dengan gambaran di benak saya dan foto di internet. Setelah bertanya beberapa kali akhirnya saya menemukan satu2nya lokasi pemandian air belerang yang dibuka yakni kamar mandi VIP. Kamar mandi yang standar saat itu sedang dalam perbaikan. Jadi meskupun tidak banyak orang datang, kitapun tetap mengantri.

Ternyata...tempat mandi air belerangnya.....ya bener2 tempat mandi dimana di setiap kamar mandi ada tempat seperti bath tube yang sudah diisi penuh air belerang. Airnya mengalir terus lewat selang yang sipasang untuk mengsisi bath tube tersebut. Meskipun sangat sederhana, saya dan keluarga cukup enjoy dengan kondisi tersebut.

Ternyata bawa liburan keluarga tanpa rencana yang matang cukup menghibur diri dan excited banget deh.

NE