Seperti janji kemarin ketika membaca tulisan om enha yang berjudul Serdadu Kumbang, tadi malam saya mengajak ketiga anak2 saya untuk menonton film tersebut. Kalau om enha mengambil sudut dari permainan akting para pemainnya maka saya akan menuliskan tentang isi cerita yang penuh sindiran-sindiran halus.
Ketika Sang juara Kelas, Minun, tidak lulus SMP dengan segala macam penghargaannya. Menurut saya, ini menyindir Kementerian Pendidikan Nasional yang tetap ngotot melaksanakan Ujian Akhir Nasional (UAN) di negeri ini. Mereka seakan tidak mau melek matanya dan memaksakan bahwa UAN HARUS tetap ada (saya pernah menulis tentang UAN disini). Sangat tidak adil apabila mereka2 yang ada di gunung dengan akses yang sulit disamakan dengan mereka yang ada ditengah kota besar. Namun menurut saya sindiran ini terlalu halus bagi Kemendiknas.
Saat Papin menanayakan Ame ketika telat datang ke masjid, apakah sudah sholat isya. Menurut pendapat saya ini menyindir bahwa kejujuran suatu hal yang sulit kita dapatkan sekarang ini. Ame dengan segera meminta maaf ketika ternyata ketahuan berbohong. Kepolosan seorang anak-anak sengaja dikedepankan kepada orang-orang dewasa agar kita berperilaku jujur dan apa adanya.
Begitu hebatnya gaung UAN membuat para orang tua di dusun/desa Mantar membuat beberapa orang tua melakukan tindakan irasional dengan pergi ke dukun agar anak2nya lulus UAN. Tanpa sadar kita memang sering menetapkan standar ganda. Di satu sisi kita adalah orang beragama, namun ketika kita sangat menginginkan sesuatu standarnya bukan agama lagi. Penetapan standar ganda, menggiring kita semua menjadi orang munafik. Di saat kita tidak menguntungkan, kita melarangnya sebaliknya menguntungkan kita denga suka cita mengizinkannya.
Ada juga pembelajaran yang ada di film ini seperti jangan ada kekerasan di sekolah demi mengangkat prestasi sekolah, mudahnya kita ditipu orang apabila kita tidak pintar/ tidak dapat membaca dengan membeli barang palsu, ketulusan kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya dengan mengorbankan apapun demi sang adik tercinta, tentu saja keindahan panorama alam Indonesia dan masih banyak lainnya. Lebih baik tonton saja dengan mengajak anak-anak karena ini film yang banyak pembelajaran bagi mereka. Kekurangannya hanya di bagian akhir yang menurut pendapat saya kurang greget.
Ketika Sang juara Kelas, Minun, tidak lulus SMP dengan segala macam penghargaannya. Menurut saya, ini menyindir Kementerian Pendidikan Nasional yang tetap ngotot melaksanakan Ujian Akhir Nasional (UAN) di negeri ini. Mereka seakan tidak mau melek matanya dan memaksakan bahwa UAN HARUS tetap ada (saya pernah menulis tentang UAN disini). Sangat tidak adil apabila mereka2 yang ada di gunung dengan akses yang sulit disamakan dengan mereka yang ada ditengah kota besar. Namun menurut saya sindiran ini terlalu halus bagi Kemendiknas.
Saat Papin menanayakan Ame ketika telat datang ke masjid, apakah sudah sholat isya. Menurut pendapat saya ini menyindir bahwa kejujuran suatu hal yang sulit kita dapatkan sekarang ini. Ame dengan segera meminta maaf ketika ternyata ketahuan berbohong. Kepolosan seorang anak-anak sengaja dikedepankan kepada orang-orang dewasa agar kita berperilaku jujur dan apa adanya.
Begitu hebatnya gaung UAN membuat para orang tua di dusun/desa Mantar membuat beberapa orang tua melakukan tindakan irasional dengan pergi ke dukun agar anak2nya lulus UAN. Tanpa sadar kita memang sering menetapkan standar ganda. Di satu sisi kita adalah orang beragama, namun ketika kita sangat menginginkan sesuatu standarnya bukan agama lagi. Penetapan standar ganda, menggiring kita semua menjadi orang munafik. Di saat kita tidak menguntungkan, kita melarangnya sebaliknya menguntungkan kita denga suka cita mengizinkannya.
Ada juga pembelajaran yang ada di film ini seperti jangan ada kekerasan di sekolah demi mengangkat prestasi sekolah, mudahnya kita ditipu orang apabila kita tidak pintar/ tidak dapat membaca dengan membeli barang palsu, ketulusan kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya dengan mengorbankan apapun demi sang adik tercinta, tentu saja keindahan panorama alam Indonesia dan masih banyak lainnya. Lebih baik tonton saja dengan mengajak anak-anak karena ini film yang banyak pembelajaran bagi mereka. Kekurangannya hanya di bagian akhir yang menurut pendapat saya kurang greget.
26 comments:
Layak tonton nih...apalagi baca ulasannya...jadi tertarik...
Ya ...
Satu dua hal memang ada yang sedikit mengganjal ...
contoh ... peran Pak Ketut yang dimainkan oleh Surya Saputra ... Siapa dia ? ujungpangkalnya bagaimana ? kok ujuk-ujuk masuk di plot cerita
Tapi itu hanya hal kecil saja ...
Ada banyak hal positif lain yang bisa menyadarkan kita semua
salam saya Pak Neck
passekali ya waktunya dengan liburan anak sekolah
Ale & Nia memang orang yang idealis, punya prinsip,hebat....
riez....dibanding nonton filmnya dp...hahaha
om enha...kekurangannya film adalah waktu atau panjangnya film. Makanya film India rata2 2 jam lebih untuk menjelaskan backgroundnya. Hal yg sama terjadi di film laskar pelangi, ada yg bikin ga ngerti kalau ga baca bukunya terlebih dahulu.
betul mbak lidya....emang pas direlease lagi liburan
uda ded...mereka ga takut filmnya ga laku....tapi nyatanya film mereka cukup laku juga tuh
sebuah kritik yang bagus untuk sistem pendidikan di negeri ini
joe...mudah2an kuping mereka masih tipis yah....
aku baca ulasan film pertama dari itik kecil, lalu mas trainer, kemudian mas necky nih. semoga akan ada dvd nya aja deh nanti
EM
Aku merasakan pertama kali diberlakukan UAN tahun 2003. Gak ada kepikiran sama sekali bakalan gak lulus seh, rasanya gak mungkin aja bisa gak lulus2 gitu, tapi ternyata di orang lain banyak efeknya sekali yak, sampe ada yang mau bunuuh diri karena gak lulus.
Kalau pendapat aku seh UAN perlu tapi gak bisa disamaratakan dengan bobot soal disetiap daerah..
terimakasih ,Necky, sudah menuliskan sedikit ttg film Serdadu Kumbang ini,cukup komplit juga bunda jadinya tau ttg cerita di film ini, setelah sebelumnya juga membaca yg ditulis oleh Mas Enha :)
salam
Saya sudah tonton filmnya Bang Necky, kamis sore kemarin, bersama anak-anak...
Ide ceritanya memang bagus, dan layak untuk dijadikan renungan. Bolehlah untuk alternatif pengisi liburan anak-anak.. :)
Saya juga suka dengan soundtracknya... keren.. :)
biasanya pasti ada DVDnya koq mbak EM tapi sabar dikit yah...:-)
niee...sebaiknya memang bukan UAN tapi lokal daerah aja misal per provinsi jauh lebih baik
bunda...jadi mau nonton nih jsdinya?? hehehehehe
uda vizon....saya demen banget sama lagu2nya ipang di film tersebut....
kayaknya bagus ya filmnya...
wah... sepertinya film yang highly recommended ya...
Salam Takzim
Mohon izin menyampaikan Award disini semoga berkenan
Salam Takzim Batavusqu
salut buat film ini, very inspiratif :)
kaka akin....silahkan nonton deh...*bukan promosi tapi cukup menghibur kita*
arman...jauh banget ya...untuk bisa nonton? sebaliknya gue sammpai sekarang masih belum bisa nonton Kungfu Panda 2 ...hiks...hiks...hiks..
mas isro...terima kasih...langsung saya pajang deh buat awardnya...
david....udh nonton juga bro??
Post a Comment