Sabtu pagi, bersiap-siap untuk pergi ke Bandung untuk bersilahturahmi dengan saudara-saudara yang berdomisili di sana. Rencana berangkat jam delapan akhirnya molor jadi jam 9 lewat sedikit. Dalam hati sih mikir dan berharap jam 11an sudah bisa sampai di lokasi.
Keluar dari rumah menuju pintu masuk tol Pondok Ranji biasanya memakan waktu 5 menit saja. Baru aja keluar menuju jalan Kompas sudah menemui macet yang tidak seperti biasanya. Dalam hati sih mungkin ada galian di depan sehingga mobil susah dan perlu antri. Namun baru jalan 1 km menuju pintu tol kendaran seperti berhenti dan kondisi ini terlihat pada arah sebaliknya juga. Tidak berapa lama seorang pengemudi angkot menyarankan untuk berputar karena ada banjir di jalan tol. Sambil mengucapkan terima kasih, mulai ragu untuk meneruskan ke pintu tol atau tidak. Kurang dari 5 menit, seorang bapak membuka jendela dan menyarankan untuk berbalik arah karena jalan di depan macet total. Tanpa pikir panjang akhirnya balik arah mencari jalan alternatif untuk masuk tol.
Akhirnya berbekal mendengarkan info dari radio dapat masuk ke tol dari pintu pondok pinang. Sementara itu info dari radio memberitahukan kemacetan dampak dari ditutupnya jalan tol membuat kawasan bintaro sektor 1-9 macet parah, ciputat dan sekitarnya pun demikian. Total waktu tempuh untuk masuk jalan tol lebih dari satu setengah jam, padahal jika dalam waktu setengah jam tidak dapat masuk tol akan putar balik dan pulang ke rumah.
Setelah selesai bersilahturahmi di Bandung akhirnya kembali ke Jakarta pada sore harinya. Radio kembali di monitor untuk memantau perkembangan banjir di jalan tol karena berita di tv menunjukkan keparahan yang amat sangat akibat banjir tersebut. Alhamdulillah sampai kembali di rumah setelah memutuskan masuk tol begitu dapat info banjir telah berhasil diatasi meskipun begitu untuk masuk ke jalan depan rumah membutuhkan 15 menit padahal jaraknya cuma 250 meter saja.
Terkadang kita lupa betapa besarnya manfaat jalan tol tersebut sampai kejadian kemarin memperlihatkan kurangnya rasa syukur kita dengan keberadaannya. Kita mengeluh mahalnya tiket masuk ke tol, tapi kita lupa berapa ongkos yang keluar tanpa kita sadari. Bensin yang terbuang dengan sia-sia akibat kemacetan, waktu yang habis di dalam mobil untuk berusaha keluar dari kemacetan, belum lagi kelelahan fisik, emosi, uang dan lain-lain. Adanya kejadian sabtu kemarin mudah-mudahan membuat kita lebih banyak bersyukur atas yang telah kita peroleh saat ini
13 comments:
horee.. pertamaXXX..
bersyukur dan jalan tol, dua kata yang emang kadang jarang j=kita sebutkan bersamaan, hehehe..
yang sering kita dengar 2 kata secara bersamaan adalah tol dan kenaikan tarif khan bu?? :)
Bersyukur, sebaiknya kita lakukan tiap hari dan terhadap segala hal..:D
hmm..
bersyukur itu bisa mengurangi sebagian masalah yang dihadapi..
Alhamdulillah terhindar dari kemacetan panjang dan selamat sampe bandung....
saya sih belum begitu banyak merasakan manfaat jalan tol, karena tidak ada di jogja :)
Dimanapun kita harus bersyukur ya.. karena itu yg terbaik
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim : 7).
alhamdulillah dong terhindar macet
banyak2 bersyukur emang lebih baik
to all: bersyukur memang jalan yang paling afdol yah....piss
Mensyukuri nikmat yang diberikan kepada kita wajib hukumnya, namun sekarang ini amat jarang yang mau bersyukur dengan iklas...bahkan merasa masih selalu kekurangan. Apapun yang kita terima,bersyukurlah dengan iklas.
Salam kenal dan sukses selalu.
Mari kita syukuran kalau jago kita menang
iya, nih, seringkali kita lupa bersyukur terhadap apa yang sudah bisa kita nikmati dalam keseharian kita. hmm ... andai saja kalau ndak ada jalan tol, walah, bisa2 banyak orang berantem di jalanan, hehe ...
Post a Comment