Sabtu kemarin saya berkempatan ngobrol dengan orang tua murid TK yang sedang mencari SD negeri di Jakarta. Beliau menceritakan proses seleksi yang dihadapi anaknya di salah satu SD Percontohan negeri di kawasan Jakarta Selatan. Menurut info beliau ada 8 ruangan yang harus dimasuki si anak berusia 6 tahun (tanpa boleh didampingi orang tua) dengan berbagai macam test. Proses penerimaan pegawai baru aja kalah 'kualitas' dengan penerimaan murid SD tuturnya sambil terus berpikir bahwa demikian 'dahsyatnya' proses tersebut. Pendaftar yang berminat memasukkan anaknya di sekolah tersebut mencapai 300an sedangkan kapaitas penerimaan hanya 52 anak.
Langsung saja pikiran melayang kepada penerimaan SMP negeri karena tahun ini anak saya lulus SD dan harus mencari SMP. Apalagi saya membaca berita yang isinya:
"Berdasarkan data Disdik DKI, pada tahun ajaran 2009-2010 jumlah peminat dan daya tampung sekolah negeri terpaut cukup jauh. Ini menunjukan bahwa persaingan cukup ketat.
Untuk SMP negeri misalnya, dari daya tampung 73.702 siswa, terdapat 394.429 peminat lulusan SD dari Jakarta dan 28.259 peminat dari SD luar Jakarta.
Untuk tingkat SMA, dari 30.800 daya tampung, ada 176.911 peminat dari SMP DKI dan 16.027 peminat non-DKI. Daya tampung SMK negeri sebanyak 15.019 dari DKI dan 670 non- DKI." (sumber: Wartakota)
Benar-benar dahsyat, persaingan untuk sekolah di negeri (khususnya di DKI) masuk SD saja persaingan demikian tinggi, apalagi untuk tingkat SMP dan SMA yah? ini baru tentang proses penerimaan nya. Kalau kita bicara biaya...wow...yang RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional) untuk tingkat SMP dapat mencapai belasan juta rupiah. Makin banyak sekolah-sekolah khususnya sekolah unggulan ingin menjadi RSBI. Malahan di salah satu sekolahan unggulan tidak menerima kelas reguler (yang ada kelas internasional saja). Mudah-mudahan maksudnya tidak membuka kelas reguler bukan karena motivasi uang akan tetapi motivasi kualitas pendidikan.
Apabila keadaan ini tidak berubah bayangkan berapa banyak uang yang harus disediakan ketika seorang anak mau sekolah? Orang tua yang anaknya masih kecil-kecil harus bekerja keras menyisihkan dana untuk ongkos pendidikan. Katakanlah apabila tahun ini menyekolahkan di SMP atau SMA RSBI ongkosnya 10juta, kalau masih 4-5 tahun lagi kira-kira pertahun bisa naik1-2 juta bisa memperkirakan berapa besar persiapan setiap orang tua. Yang penting jangan besar pasak dari pada tiang....
Jakarta, 14 Juni 2010
http://sentilan.blogspot.com
7 comments:
memang sungguh menyedihkan. di tengah gencarnya pemerintah mengusung program sekolah murah, eh, ternyata tak sedikit sekolah yang pasang tarif mahal menjelang tahun ajaran baru. doh! semoga putranya mendapatkan sekolah yang terbaik dan berkualitas.
sedia payung sebelum hujan...mmhh..aq suka dengan peribahasa ini,,
buset dah!
tesnya aja kek gitu
biayanya sebesar apa ya kira"?
miris sekali ya mas...tidak salah kalu SBi adalah sekolah bertarif internasional....
@tukang colong ..gimana cara ngangkut award ya pak?
@sawali..terima kasih atas doanya, mudah2an dapat terealisasi
@julianus...dari pada tong kosong nyaring bunyinya khan pak?
@deady...kalau itu perlu di survei lagi deh
@karzanik...you are right
Kepasrahan adalah keputusan sikap untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan pada masa lalu Jadikan kehidupan ini menjadi sesuatu yang lebih positif dan menyenangkan. Bahwa Hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.
kalo sekolah dasar saja sudah semahal itu gmn ya ke depannya dgn biaya masuk dan kuliah di universitas?
Post a Comment