Like fanspagenya SENTILAN

Thursday 26 July 2012

Pantai Pangandaran - Green Canyon & Batu Karas

Hari Kedua di Pangandaran agenda kita adalah pergi ke Green Canyon, Pantai Batu Karas dan Pantai Batu Hiu. Kebetulan sekali semuanya satu arah ke arah Timur pantai pangandaran. Jarak yang terjauh adalah Pantai Batu Karas sekitar 35 KM dari tempat kita menginap di pangandaran. Rencana untuk pergi jam 8 pagi menjadi molor sejam lebih. Dan yang lebih mengesalkan ketika akan berangkat dari hotel saya mendapatkan battery camera sudah mau habis. Ketika saya tanya sama Nedia, ternyata dia lupa nge-charge battery......weleh2....
foto2 semua anak
Kita menempuh ke Green Canyon hampir satu jam, padahal jaraknya hanya 28 KM. Begitu lamanya perjalanan ke sana karena banyak jalan rusak dan membuat kita semua harus pelan2 dengan kecepatan di bawah 20km/jam. Sampai disana ternyata suasananya tidak terlalu ramai namun juga ga sepi2 amat. Sebelum berangkat, kita sudah diingatkan untuk membawa peralatan berenang sebagai persiapan berenang di sungai.Sewa perahu 75rb dengan kapasitas 5 orang penumpang di setiap perahu ditambah satu jurumudi dan anak buah kapal (abk). Kita sewa 4 perahu karena ada 2 keluarga yg punya 3 anak termasuk keluarga saya.
Sambil menunggu giliran kita foto2 khusus anak2 kita biar suatu saat nanti mereka akan tetap mengingat dan bersilahturahim. Dapat nomor dari 95-98, kita hanya menunggu kurang dari sepuluh menit akhirnya nomor 95 dipanggil hingga 98 untuk segera menuju perahu masing-masing. Perahu kita menyusuri sungai dengan perlahan dan tidak sampai 10 menit, sudah sampai ke tempat seperti stalagmit dan stalagtit....wow sungguh bener-bener ok banget tempatnya.

Sebelum mencapai tempat itu saya sempat berbicara dengan abk mengenai sistem pendapatan pemilik perahu, para abk dan pengelola. Ternyata menurut dia, sejak diatur dengan baik mereka tidak pernah ribut sesama abk. Pengelola menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga mereka semua mendapat keuntungan. Kalau sedang masa liburan dia bisa mengantarkan sampai 5 kali dalam sehari namun kalau turisnya mau berenang di lokasi mereka akan mengenakan charge tambahan sebesar 200rb per perahu namun denan waktu yg tidak terbatas. Mendengar harganya, saya agak terkejut dalam hati, mahal juga yah....

Namun setelah mendengar penjelasan bahwa bersihnya dia hanya dapat 90rb, saya jadi berkurang rasa kaget malah menjadi prihatin sebab kalau sedang sepi, dia bisa2 hanya mendapat sekali mengantar turis dalam sehari, dimana penghasilannya hanya 10rb (upah yang diterimanya untuk sekali mengantar turis).

Sesampainya disana, sudah ada beberapa perahu yang mengantar turis. Perahu ditinggal karena tempatnya mulai lebih tinggi dan banyak bebatuan. Kita semua turun dari perahu dan berjalan meniti bebatuan sambil khawatir dengan anak2 yg kecil seperti Ajif. Sebenarnya melihat kondisi di lokasi itu saya sama sekali tidak tertarik untuk berenang, tapi karena salah satu rekan udah sangat-sangat ingin berenang ke lokasi yang lebih jauh akhirnya hanya ada 3 keluarga yang meneruskan perjalanan dengan berenang. (Sebenarnya saya harus berterima kasih sama temen yang agak sedikit memaksa saya untuk berenang karena pengalaman ini sangat-sangat mengesankan bagi saya dan seluruh keluarga yang ikut dalam rombongan ini.

Sang Abk menjadi pemandu kita semua, bahkan dia sudah mempersiapkan dry bag (tas anti air) untuk membawa kamera2 kita. Menurut si pemandu di lokasi yg lebih jauh banyak tempat2 yang bagus untuk bernasis alias berfoto. Untuk meneruskan dengan berenang, di lokasi sudah ada tambang2 yang bisa digunakan oleh turis. Kegunaan tambang ini karena kita semua melawan arus sungai yang terlihat tidak deras tapi begitu saya coba melawan arusnya bikin menguras tenaga banget. Asyiknya lagi banyak titik2 atau bebatuan buat beristirahat dan percaya atau tidak...ga ada lumut sama sekali di bebatuan tersebut. (saya merasa tidak merasa menyesal mengeluarkan uang tambahan sebesar 200 rb karena selain memandu, abk menjadi photografer dadakan kita...hehehehe, selain itu dia sangat care terhadap keselamatan kita semua).

tempat pemandian putri
Sekitar berenang dan meniti tambang sekitar setengah jam, akhirnya kita memutuskan untuk berhenti. Sedangkan istri dengan Nedia dan Nafis (plus satu anak rekan) ditemani sang pemandu, bergerak ke atas memanjat batu yang lebih tinggi karena ada cerita tentang mata air yang tidak pernah kering meskipun saat kemarau sekalipun. Di tempat itu ceritanya menjadi tempat pemandian putri. Saya memutuskan untuk menemani Ajif yang sudah kecapean. Saat saya menawarkan mau ikut ke atas dia hanya bisa  menggelengkan kepala. Sejak awal dia memang kurang terlalu seneng banget karena ketakutan dengan lokasi yang mengharuskan berenang. Ajif tidak mau melepaskan pegangannya ke saya. Sedikit saja saya melepaskan dia, langsung nangis. Beruntung sang pemandu banyak membantu memeganginya sambil menyeret sambil melawan arus sungai.

Sebenarnya sayapun sudah lelah akibat mencoba berenang melawan arus yang kelihatan tidak deras tapi ketika saya coba berulang kali tidak bisa sampai ke batu yang sudah ada anggota rombongan lain. 
Foto di ambil dari atas (cukup tinggi lho sekitar 9-10 meter dari tempat saya dan ajif duduk) tempat pemandian putri, dimana saya dan Ajif asyik memperhatikan derasnya arus. Lagi menunggu kita liat ada rombongan yang rafting (sayang saya tidak foto karena kamera di bawa rombongan yang ke atas sih....hehehe.

Saat kami memutuskan untuk pulang karena sudah lapar dan sedikit dingin, ternyata Ajif justru tidak mau dipegang oleh saya. Dengan mengikuti arus sungai, rombongan bisa kembali ke titik pemberhentian perahu kurang dari 10 menit. Saya memastikan menjadi orang terakhir yang meninggalkan tempat, namun sebelum saya jalan sempat menengok ke belakang ada salah satu anak dari rombongan (sudah SMP sih) masih belum bergerak berenang. Sewaktu mendekati perahu, saya tanya sama bapaknya kalau anaknya yg pertama ada di mana? dengan yakinnya kalau sudah jalan duluan. Saya hanya bilang bukannya dia ada di belakang kita. Dan ternyata sesampainya di perahu, ucapan saya benar adanya, alhamsulillah itu anak ternyata masih berada di titik berkumpul sebelum pulang. Dia penasaran mencari kacamata renang yang jatuh ke dalam air. Dia mencoba menyelam namun semakin dia menyelam semakin deras arus bawah sungai tersebut.

Setelah mandi, kita semua sepakat untuk makan siang di sekitar green canyon saja. Dari tempat makan akhir kita sepakat untuk pergi ke pantai batu karas yang kira2 15 menit menit dari green canyon. Di pantai batu karas, kami tidak lama-lama sebab  ingin segera ke pantai batu hiu, padahal saat itu jam sudah menunjukkan pukul 16.30. Teman bilang, kalau lewat jam lima, biasanya pantai tersebut di tutup. Saya pikir perjalanan ke batu hiu kurang dari setengah jam eh ga tahunya 40 menit. Akhirnya kami membatalkan acara ke batu hiu untuk hari itu. Maksud hati ingin mengajak anak2 main di pantai depan hotelpun jadi ga jadi deh. Semuanya berubah gara2 kita kelamaan di green canyon. Tapi berlama-lama di Green Canyon sama sekali tidak menyesal lho....(tunggu seri terakhir perjalanan ke pangandaran)

NE



20 comments:

Nchie Hanie said...

seruu bang petualangan di grand Canyonnnya..
Bener2 pemandangan yang indah..
Poto2nya kerren..
Poto Ajif nya ga ada yang gedee..

Loh kok menyesal??
Menyesal karena apa ya??
curiga nyesel ga mau balik ke hotel ya..heh

Anonymous said...

bagus bangetttttt

Arman said...

pengalaman yang seru. dan pemandangannay bagus..

duh untung itu anak gak ditinggal ya om...

NECKY said...

nchie....huahahahaha....posting tengah malam ya rada error deh maksudnya ga menyesal....(udh gw ganti barusan). satu lagi bu, bukan grand tapi green canyon lho...nanti aku akan posting khusus foto2 setelah ceritanya selesai.... tenang yah...nanti giliran bernarsis-nya

NECKY said...

bro arman..kalau elo jalan2 ke indo, jangan lupa mampir deh...ga rugi lho keren2 pemandangannya

NECKY said...

krupuk cair.....emberrrrrrrrrrrr

nicamperenique said...

blom ke grand canyon apalagi green canyon hehehe
jadi pengen
nabung dulu ah, biar bisa mboyong semua ponakan ke sana

nungguin seri terakhirnya deh :D

Banyu Waseso Segoro said...

Bener-bener keren, kapan ya bisa ke sana ....

Niar Ningrum said...

Keren banget om tempatnya, wah pingin kesana, tempatnya bener2 keren itu serasa di luar negeri yaa #padahal belum pernah keluar negeri :D

bunga said...

selamat semoga enjoy di pandandaran.. pangandaran memang indah

Keke Naima said...

kereeeennn tuh bang pengalamannya.. ya kalo gitu sih gak heran kl sp gak menyesal.. malah kayaknya pengen lagi tuh kl sy :D

NECKY said...

nique...penginapan di sana kalau ga musim liburan murah2 koq. Ayo elo bisa berlibur ke sana ...pasti bisa.
seri terakhir sedang di tulis nih... tunggu yah....hehehe

NECKY said...

mas rubiyanto...anda pasti bisa... tinggal mengalokasikan waktu dan uang....hehehehe

NECKY said...

NIar...bener lho kayak di luar negeri... :-)

Orin said...

para krucil itu pasti seneng bgt berenang2 di sana ya mas :D

nh18 said...

Wah ...
lokasinya keren juga ya ternyata ...
sering denger ... tapi belum pernah kesana ...
dan baru lihat situasinya ... ya di blog Pak Neck

Kapan ya bisa kesana ??

salam saya

NECKY said...

orin...krucil2 itu senang banget sama yg namanya airrrr....udah kayak lumba2 yah....seneng sama air :-)

NECKY said...

om enha...asyik deh kalau bisa kesana seru abiss..tapi hati2 aja kalau jalan2 di bebatuannya karena rada terjal tapi Ajif aja bisa koq...saya yakin om enha juga bisa....hehehhe

Bintang said...

Saya cuman sampe di pinggir Green Canyon aja Necky, nggak naik perahu sampe ke tengah...tapi yang bikin saya suka, es degan yang dijual di tempat pemberhentian perahu itu lo, enaaaak banget rasanya...manis, seger dan bikin ketagihan :D

niee said...

Temen temen aku di pontianak banyak yg pengen ke grand canyon ini loh mas.. sayang kejauhan..