Like fanspagenya SENTILAN

Thursday, 27 October 2011

Serba Serbi Mendidik Anak

Sewaktu anak pertama saya mulai memiliki karakter unik, sejak itu pula saya disarankan oleh sepupu untuk pergi ke psikolog untuk berkonsultasi. Namun ego manusia pada dasarnya tidak mau dengan mudah untuk diberi masukkan apalagi kalau kita tidak merasakan ada yang salah. Menurut sepupu saya tersebut, kalau kita ke psikolog untuk membahas anak, kedua orang tua harus siap mental juga karena bisa juga permasalahan anak timbul karena orang tuanya.

Akhirnya kami (saya dan istri) berangkat juga pergi ke psikolog dan siap menerima masukkan (harus ada di setiap orang tua yang pergi ke psikolog) untuk mendapatkan solusi terbaik buat buah hati. Dari hasil diskusi dengan psikolog ternyata ada 3 faktor pendorong karakter anak-anak kita.

  1. Orang Tua: Anak akan selalu menjadi copycat orang tua karenanya kita harus berhati-hati dalam berucap dan tingkah laku di depan anak-anak. Ingat peribahasa "Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya"
  2. Lingkungan Sekolah & Rumah: Perbendaharaan kata-kata diserap dengan baik lewat interaksi dengan teman sebaya. Jadi kalau kita merasa tidak pernah mengajarkan kata-kata tidak pantas biasanya di dapat dari teman sekolah ataupun teman di rumahnya
  3. Aktifitas Sehari-hari: Jenis kegiatan yang kita pilihkan kepada anak kita sebaiknya sudah diantisipasi kelebihan dan kekurangannya. Contohnya: kalau kita memberikan izin bermain games baik online atau Play Station, pastikan kita tahu jenis games-nya mengandung kekerasan atau tidak sebab ini dapat mempengaruhi anak-anak cepat atau lambat.
Dalam mendidik ketiga anak-anak yang memiliki karakter yang berbeda-beda, saya banyak bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman, baca buku, browsing internet dan juga kepada psikolog. Semua informasi yang didapat sangat berguna namun apabila kita tidak konsisten menerapkan kepada anak-anak maka hasilnya tidak akan menjadi optimal juga.

Saya menerapkan sistem Reward & Punishment (mungkin banyak juga yg pernah dan masih menerapkan sistem ini sama anak2nya) atau pernah menerapkan sistem natural (biarkan berjalan seperti adanya) namun hanya efektif pada satu anak saja.. Dengan memberikan reward kepada mereka, ini menunjukkan bahwa kita memberi penghargaan karena mereka telah dengan baik menjalani tugas dan kewajibannya. Tentunya kita harus membuat terlebih dahulu aturan-aturan (bisa tertulis maupun lisan) yang sudah disepakati bersama. Sistem penilaiannya harus mereka pahami juga dan apabila melanggarnya ada konsekuensi hukuman.

Dalam mengimplementasi semua sistem yang kita laksanakan di rumah dibutuhkan ketegasan dan kekompakan antara kedua orang tua agar penerapan sistem ini berjalan sesuai dengan tujuan bersama. Jangan pernah ketidakkompakan terlihat atau ter'baca' oleh si anak. Setiap anak sangat pintar membaca situasi dan kondisi orang tuanya. Mudah2an kita dapat memegang amanah dan mendidik anak-anak kita agar menjadi anak-anak yang bertangung jawab dan berkembang sesuai dengan kompetensi serta kecerdasan yang mereka miliki.


Happy Birthday Fathan

Tulisan ini saya ikutsertakan dalam acara Giveaway Pertama “Anakku Sayang” Yang diselenggarakan oleh Rumah Mauna

NE

39 comments:

Lidya Fitrian said...

dapet ilmu lagi nih dari PakNecky

Anonymous said...

terima kasih atas partisipasi sahabat. anda telah tercatat sebagai peserta giveaway pertama rumahmauna "anakku sayang".

dan terima kasih sudah berbagi ilmu yang sangat bermanfaat. salam kenal

Nchie said...

Aihh..Bang Necky ikutan juga..
Baru aku mo ngasih tau..hhee..

Duh nambah ilmu lagi dateng kesini..
Maksih ya Bang,..

NECKY said...

mbak lidya...karena yang saya punya ilmu lebih makanya yang saya bagi ya ilmu. Kalau uang yang lebih ya insya Allah uang juga yang dibagi...hehehe

NECKY said...

rumahmauna...sorry kalau ga sopan karena sebelumnya ga pernah mampir langsung ikutan kontes...terima kasih atas kesempatannya

NECKY said...

nchie...ibarat kita punya mobil tua yang suka mogok, lama2 kita harus tahu mesin untuk mengantisipasi seandainya bermasalah lagi. Sama juga punya anak2 yg berkarakter unik, jadi bikin saya rajin mengupdate pengetahuan cara mendidik yg efektif.Semoga bermanfaat yah

Arman said...

setuju.. kira2 kita juga menerapkan hal2 yang sama... :)

Anonymous said...

ilmu yang sangat bermanfaat bagi semua orangtua nih Pak,
sukses di kontesnya.

Anonymous said...

anak dengan berbagai karakternya tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua untuk bisa mengendalikan dan mengarahkannya ya pak..
semoga ada kerjasama yang baik antara orang tua dan anak... :D

smoga sukses pak ngontesnya

NECKY said...

arman...tunggu beberapa tahun lagi makin terasa seninya bro

NECKY said...

ysalma ..alhamdulillah kalau memang bermanfaat....thx

NECKY said...

mabruri..kerjasama yang baik diantara seluruh anggota keluarga memang tidak mudah namun harus dilakukan...thx pak

imelda said...

Copycat orang tua? Benar sekali. Karena itu aku selalu berpikir sebelum bertindak. Misalnya akan menyeberang jalan kecil, sedang lampu merah tapi tidak ada mobil atau siapa-siapa yang lewat, tetap harus berhenti meskipun sedang terburu-buru.

Suatu saat waktu Riku kecil, dia selalu melihat bahwa bapaknya tidak pernah sikat gigi kalau malam. Dan dia protes, lalu aku bilang : "Papa sikat gigi nanti kalau kamu sudah tidur..." Tapi setelah dia besar, dia tahu juga bahwa aku hanya alasan saja. Jadi dia sering "pura-pura lupa" untuk sikat gigi.

Lain halnya dengan Kai, dia itu sifatnya tidak bisa merubah kebiasaan. Jadi dia yang akan menyuruh kakaknya (dan mamanya) untuk sikat gigi waktu dia sikat gigi malam.....

Setiap anak berbeda, tapi mereka belajar dari orang tuanya.... Karena itu ortu harus sadar akan pengaruh pada anaknya.

Semoga kita bisa menjadi orang tua yang teladan bagi anak-anak kita ya mas.

niee said...

wah kalau dikeluarga aku belum ada tuh mas yang berminat buat pergi ke psikolog, hehe

ded said...

Hebat nih Mas neck, saya dari dulu ingin mencoba konsultasi dengan psycholog. Tapi sampai detik ini belum terlaksana.

NECKY said...

mbak EM...apalagi kalau menghadapi anak yg sangat kritis. Dia akan selalu mencecar kita untuk mendapatkan jawaban sekedar untuk membandingkan apa yang telah kita katakan sebelumnya kepadanya.
Makanya sebisa mungkin jangan sampai terjebak dengan jawaban kita sendiri (udah kayak sidang tugas akhir deh pokoknya.....hehehehe) Semoga kita bisa menjadi teladan bagi mereka ya mbak...

NECKY said...

niee...di keluarga saya memang baru saya yang pergi ke psikolog. Sebenarnya kami berdua mampu menanganinya sendiri. Semua literatur sudah kami lahap habis namun keunikan anak2 membuat kami harus lebih advance lagi dalam mendidiknya...

NECKY said...

uda ded...kalau memang anak2 uda tidak terlalu unik dan bisa membaca literatur2 dan artikel2 tentang psikologi anak dan mendidik anak udah cukup ya mungkin belum perlu. Namun kalau merasa udh mencoba semua kiat2 tapi belum berhasil juga bisa juga sih pergi ke psikolog. Tinggal telpon aja fakultas psikologi UI.

rusydi hikmawan said...

sukur ke sini. soalnya saya guru kelas. mesti rajin2 baca ttg pendidikan gitu. guru ya, pak?

NECKY said...

rusydi...selamat datang pak.
saya bukan guru, tapi sangat memperhatikan tentang pendidikan anak dan senang mengajar...

krismariana said...

mas, suatu siang aku melihat ada ibu2 yg sedang memboncengkan anaknya. dia berhenti pas di tengah perempatan (bukan di belakang lampu lalu lintas), jadi kurasa dia bisa langsung jalan ketika ada kesempatan/jalan agak kosong. kok aku jadi kasihan sama anaknya ya. kalau ibunya seperti itu, dia tentu akan mencontoh tindakan yg buruk. mau jadi apa ya generasi kita besok?

krismariana said...

mas, suatu siang aku melihat ada ibu2 yg sedang memboncengkan anaknya. dia berhenti pas di tengah perempatan (bukan di belakang lampu lalu lintas), jadi kurasa dia bisa langsung jalan ketika ada kesempatan/jalan agak kosong. kok aku jadi kasihan sama anaknya ya. kalau ibunya seperti itu, dia tentu akan mencontoh tindakan yg buruk. mau jadi apa ya generasi kita besok?

sheno monkey said...

waaah pelajaran yang oke nih kalau sheno nanti berkeluarga :"D

ESSIP said...

betul pak Neck.. peran serta orang tua sangat penting dalam perkembangan psikologi anak. Reward and Punishment? heeem istilah baru nih buat saya.

salam buat semua keluarga di rumah pak Necky

Clara Croft said...

Copy cat, iya kayanya Pak, saya aja tumbuh sepertinya merujuk ke sifat orang tua saya, cenderung meniru gitu, hehehe... klo nanti punya anak mesti jaga-jaga tingkah laku baik2

vizon said...

Benar sekali Bang Necky, anak akan meniru apa yang dilihatnya dari kedua orangtuanya. Maka, kita harus benar-benar bisa membenahi diri kalau kita menginginkan anak kita menjadi baik..

Btw, Fathan ulangtahun ya..?
Selamat ya, semoga menjadi anak sholeh, seperti yang diharapkan orantuanya..

Sukses buat kontesnya ya Bang.. :)

Nafizal Effendy said...

krismariana...kasihan anaknya karena dikasih pelajaran yang salah... mudah2an si ibu bisa merubah perilakunya sehingga si anak ga salah ajaran

NECKY said...

sheno...mudah2an bisa bermanfaat

NECKY said...

bro akbar...sebenarnya ada juga itu sistem di dunia bisnis tapi berbeda implementasinya.

NECKY said...

clara ...berteori mudah tapi lebih sulit untuk menerapkan teorinya. Mudah2an kita bisa menjadi ortu yg dapat menjadi teladan anak2nya.

NECKY said...

uda vizon...zaman sekarang jangan sampai anak2 mendapatkan keteladanan dari orang lain. Orang tua adalah teladan yang baik bagi anak2...

Alaika Abdullah said...

thanks banget ilmunya mas.... sangat bermanfaat. Ditunggu postingan berikutnya nih...

NECKY said...

alaika...terima kasih

Bintang said...

Yang tidak kalah penting dalam mendidik anak adalah komunikasi orang tua dengan mereka, kesepakatan-kesepakatan apa yang perlu diterapkan dan hal-hal apa saja yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Menurut saya, mendidik anak itu adalah seni. Tidak semua teori bisa diterapkan pada setiap keluarga, dan tidak semua keluarga juga bisa menerapkan teori yang sama...hehe, maaf ya komennya kepanjangan :D

NECKY said...

bintang...saya setuju banget... memang tidak semua teori dapat diterapkan di semua keluarga karena keunikan dari anak2 itu sendiri. kasih komentar yang panjang malah saya senang banget lho

Lyliana Thia said...

saya juga penganut teori reward and punishment pak... saya orangtua baru, anak jg baru satu, saya harus belajar banyak dari pengalaman sahabat2 termasuk Pak Necky...

semakin kesini semakin saya merasa mendidik anak itu sungguh berat... pengaruh lingkungan begitu besar ternyata ya Pak...

sukses selalu, Pak Necky :-)

Susi Susindra said...

Anak mengobservasi kekompakan orang tua. mereka dapat memanfaatkan celah keduanya.
Anak2 saya tahu, serius = mama, merengek = papa. Hiks.... meski terus berusaha kompak, tetap saja ada celahnya.

NECKY said...

mbak thia...ibarat orang punya mobil yang sering mogok hingga akhirnya bisa membuat mobilnya berjalan lancar. Saya dititipkan 3 anak yang unik2 hingga harus banyak belajar dan mencari kiat2 agar dapat mengarahkan mereka sesuai dengan potensi masing-masing. Sukses juga buat mbak....tetap semangattt

NECKY said...

mbak susi...anak2 itu sangat cerdas. Tapi kita jangan kalah cerdas dari mereka ....meskipun mereka sangat paham akan kelemahan kita masing2... what a wonderful life ya mbak