Like fanspagenya SENTILAN

Sunday 3 July 2011

Ayah,.....Izinkan Aku Bertutur

Apa yang engkau harapkan dari aku ayah ?
Nilai A atau angka 10 ?
Dirapor yang amat sempurna ?
Atau prestasi gemilang,penuh juara ?
Kau ingin aku jadi apa ayah ?
Dokter ?
Pengusaha ?
Notaris ?
Bankir ?
Pengacara ?

Tidak bolehkah kelak aku hanya jadi org tua yang "baik" saja ?

Ayah
Jujur aku takut membuatmu kecewa
Bila 10 tak lagi memadai
Bila masuk sekolah unggulan
Jadi syarat tuk 'dicintai
Dan syarat jadi anak yang ayah banggakan !

Aku sudah mencoba
Berkutat dng buku2
Mengejar angka dan nilai dng sepenuh nafasku berlari...
Aku sudah berusaha ayah !

Tolong,kumohon jangan bandingkan aku dengan kehebatan ayah di masa lalu
Dan jangan salahkan bunda yang tdk mengajariku dng sepenuh waktu
Karena itu hanya membuatku semakin terasa " kecil" tak berarti

Akupun tak sanggup melihat hati bundaku terluka
Karena ia ayah,yang menghapus lukaku dikala aku bersedih....
Bunda sudah melakukan yang "terbaik" untukku

Kumohon,Jangan sampai "aku" justru merenggangkan tali kasih ayah dan bunda...
Itu akan membuatku semakin bersalah
Aku ingin ayah dan bunda tetap bersama

Ayah....
Maaf, apakah dulu kakek melakukan hal yang sama pada ayah
Meminta lebih dari "sempurna" ?

Ayah, tolong jangan marahi aku
Dikala ayah lelah
Dan aku masih suka salah
Tapi tuntun aku
Agar percaya dengan apa yang aku lakukan

Jika boleh aku bertutur,
Kehidupanku bukan sekedar "sekolah"
Nilai A tak menjamin sukses
Atau hidupku bahagia
Atau menjadi seseorang tanpa cela

Ayah.....
Maafkan aku, jika belum jadi anak'hebat' sesuai harapan ayah
Diantara kenakalan kecilku
Jujur hatiku berkata,bahwa "aku rindu ayah"

Bahagia rasanya,
Jika ayah punya waktu, ayah bisa menuntun langkahku pergi bersama, Ke rumah Allah,
Agar aku belajar bagaimana mencintai Allah yang telah memberi aku kesempatan utk hidup melalui ayah dan bunda,
Ajarkan aku ayah,agar lebih dekat dengan Rabb yang MAHA SEMPURNA

Sehingga aku pun bisa bersyukur,tak menyesali kekuranganku

Aku juga ingin, sesekali ayah mengajari aku bermain bola,agar kakiku kuat,
tak mudah menyerah, bertahan dalam kesulitan
Aku juga belajar untuk siap menerima kekalahan
Karena dalam hidup tak selamanya kita menang

Ayah kumohon ajari aku tak hanya sekedar angka2,
Ajarkan aku, untuk apa aku hidup dan bagaimana menjadi manusia mulia
Lewat jalan mana pintu itu dapat kuraih

Sungguh ayah, ketika bola mataku memandang
engkau bicara "baik" pada bunda yang melahirkanku aku
Aku belajar bagaimana menjadi seseorang yang santun dan menghargai orang lain

Belajar utk bersyukur atas anugerah cinta

Ayah.....
Dengan melihat ayah sibuk bekerja
Semakin kusadari
Betapa aku " bangga"dengan ayah
Berjuang dng seluruh raga dan tulus jiwamu !

Terimakasih ayah,
Dalam hening sepi
Kutitip rindu
Untukmu......

Pada Sang Maha Kasih
Lewat sujudku yang panjang..

Kulihat jauh dilangit ada cahaya
Bintang, dan bulanpun bertasbih
Bersama getar rinduku

Ayah.....
Jika sajadahku basah karena airmataku,
Sungguh aku menangis
Bukan karena aku 'lemah'
Haru jiwaku
Mengenang jalan panjang kita .............
Ketika engkau memelukku erat
Dan...Kau bisikkan kata, permohonan maaf padaku,
Belum menjadi orangtua yang "sempurna "....

(Ayah,kumohon juga, lautan maafmu nan luas.....)

Mungkin juga tulisan ini berguna buat banyak ayah....smoga menjadi ayah yang bijak, berkah dan dicintai

Salam dan do'a
Anna Andriyani

27 comments:

NECKY said...

Sekali lagi saya memposting puisi yang sangat bagussss banget dan ditulis oleh sahabat saya. Sayang banget kalau saya tidak sharing di sini....

Arman said...

setuju. bagus banegt puisinya...

imelda said...

indah, mewakili hati seorang anak....
Kadang kita perlu berada pada posisi anak dan merasakan dunianya

EM

Lidya said...

bisa dijadikan renungan untuk para ortu ya pak

Abi Sabila said...

Sebagai seorang ayah yang juga sekaligus seorang anak, membaca puisi ini membuat saya tersadar bahwa seringkali kita sibuk menuntut tapi terlupa untuk menuntun, sibuk mencemooh tapi tak juga memberi contoh, mengharap orang lain sesuai keingingan kita, tapi terlupa bahwa kitapun tiada sempurna. Terima kasih untuk puisi yang menyentuh ini. Pak Necky memang layak menshare nya di sini.

NECKY said...

bro arman...siap jadi ayah yg baik khan....hehehe

NECKY said...

mbak Em...kita suka lupa...dengan posisi anak2... jadinya kita jadi egois deh

NECKY said...

mbak lidya...insya Allah kita bisa jadikan renungan yang baik

NECKY said...

abi...betapa egoisnya kita sebagai ortu yah?? tapi kita sendiri sering lupa untuk memberi contoh yang baik bagi anak2 kita...

Arif Bayu Saputra said...

Wah memang seorang sosok ayah yang bijak & tidak memaksakan kehendak sangat di dambakan bagi seorang anak, maturnuwun bang necky inspirasinya,,,, oh ya bang saya ganti link url http://batakata.blogspot.com/ yang flash-myflash diganti aja

NECKY said...

arief....langsung saya ganti bro

ESSIP said...

sebuah puisi yang bisa jadi bahan perenungan buat para ayah yang selalu ingin memaksa anaknya menjadi sosok sempurna.. apik puisinya, saya ngiler pingin bikin kayak gitu..

mbak Anna enggak punya blog nih pak Necky?

Anonymous said...

pelajaran berharga untuk ayah dan anak,,,
semoga masing2 bisa menjalan hak dan kewajibannya dengan baik

NECKY said...

bro akbar...beliau belum punya blog...nanti saya ajakin dan bujukin deh....

NECKY said...

mabruri..mudah2an bisa seimbang ya pak??

Susi Susindra said...

Baguuuuussss.... semoga yang baca sadar ya bahwa cinta kita tak butuh angka 10 atau aneka juara.

mandor tempe said...

Puisinya sebuah refleksi seorang anak, juga sebuah permintaan kepada ayah. Terkadang seorang anak hanya punya satu atau dua kelebihan saja, tidak semuanya. Tapi satu itu sudah cukup membuat masyarakat kagum. Bagus sekali puisinya.

Dian said...

Bisa di jadikan bahan renungan yang baik tuk ortu dan anak tentunya

r10 said...

bagi saya anak rangking satu itu ga penting, yang penting adalah usaha yang baik dan jujur, tidak curang

NECKY said...

mbak susi....saya sependapat mbak....

NECKY said...

bang mandor...emang sahabat saya kalau buat puisi emang top markotob pak....thx

NECKY said...

mbak dian...mudah2an sebagai orang tua kita bisa merenungkannya

NECKY said...

r1o....tapi banyak juga lho orang tua yg ingin anaknya menjadi yg terbaik di sekolahnya

Majalah Masjid Kita said...

amien.. semoga keinginannya memang benar di kabulkan.. betapa mulia kita jika mendoakan orang tua kita :)

obat alami darah tinggi said...

bener-bener menguras air mata,,,10 jempol buat mas...:)boleh dicopy??

Orin said...

Ya ampun mas Arman, puisinya bagus bangeeed... terharu saya, pernah merasa seperti itu soalnya :D

NECKY said...

orin...koq mas arman???? wah lagi ngelindur ADUT nya pakde nih....hahahaha