Hari saya baru saja mengantarkan salah seorang teman ke tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Tanah Kusir. Jadi belum satu minggu, saya sudah kehilangan 3 teman yang dipanggil ke Rahmatullah. Dua orang merupakan teman kuliah dan seorang lagi teman SMA. Mereka semua meninggal karena penyakit kanker (2 orang) dan serangan jantung. Berarti di usia yang masih cukup muda (sekitar 42 tahun) penyakit merupakan salah satu musuh yang perlu dihadapi dan diwaspadai oleh kita.
Mungkin kita sering mendengar ceramah atau nasehat dari orang yang lebih tua agar selalu siap apabila sewaktu-waktu dipanggil untuk menghadap sang Khalik. Waktu pemanggilan tidak akan pernah kita mengetahuinya namun kita diwajibkan selalu siap sedia kapanpun. Biasanya kita suka lupa untuk siap-siap sampai ada orang-orang terdekat kiyang harus duluan menghadap-NYA.
Saya memiliki keyakinan bahwa sudah banyak malah teramat banyak orang-orang yang sudah siap jika sewaktu-waktu dipanggil namun apakah kita sudah menyiapkan orang-orang di sekitar kita kalau tiba-tiba diri kita yang duluan meninggalkan mereka?
Ketika saya melayat di rumah teman dan saat jenazah akan diberangkatkan ke pemakaman, saya mendengar tangis yang pilu dari anak perempuannya. Hati ini terasa begitu tertusuk saat mendengar si anak meratap kepergian orang yang disayanginya.Seketika itu pula saya langsung teringat dengan ketiga buah hati. Saya belum mempersiapkan mereka apabila sewaktu-waktu harus meninggalkan mereka.
Sudahkan anda mempersiapkannya kepada orang-orang terdekat anda???
NE
Mungkin kita sering mendengar ceramah atau nasehat dari orang yang lebih tua agar selalu siap apabila sewaktu-waktu dipanggil untuk menghadap sang Khalik. Waktu pemanggilan tidak akan pernah kita mengetahuinya namun kita diwajibkan selalu siap sedia kapanpun. Biasanya kita suka lupa untuk siap-siap sampai ada orang-orang terdekat kiyang harus duluan menghadap-NYA.
Saya memiliki keyakinan bahwa sudah banyak malah teramat banyak orang-orang yang sudah siap jika sewaktu-waktu dipanggil namun apakah kita sudah menyiapkan orang-orang di sekitar kita kalau tiba-tiba diri kita yang duluan meninggalkan mereka?
Ketika saya melayat di rumah teman dan saat jenazah akan diberangkatkan ke pemakaman, saya mendengar tangis yang pilu dari anak perempuannya. Hati ini terasa begitu tertusuk saat mendengar si anak meratap kepergian orang yang disayanginya.Seketika itu pula saya langsung teringat dengan ketiga buah hati. Saya belum mempersiapkan mereka apabila sewaktu-waktu harus meninggalkan mereka.
Sudahkan anda mempersiapkannya kepada orang-orang terdekat anda???
NE
32 comments:
duh paling serem kalo mikirin tentang kematian...
ikut berduka cita ya...
jujur saja, saya masih harus mencerna makna dari mempersiapkannya kepada orang-orang terdekat pada pertanyaan di atas, walaupun kadang saya selalu mengulang beberapa pesan pada isteri, seumpama saya harus pergi duluan. tapi tentu makna "mempersiapkan" itu tidaklah sekedar meninggalkan pesan belaka.
arman...hanya satu yang pasti di dunia ini....Kematian ...suka atau tidak suka... meskipun gw juga ga suka membicarakannya bro
wahyu...mempersiapkan mental mereka agar dapat mengilkhlaskan apabila saat itu datang. Tentunya kita mengisi 'pesan' kepada mereka dengan iman...
semoga yang telah mendahului kita, mendapat tempat yang mulia di sisiNya... aamiin....
Trimakasih pak, mengingatkan melalui cerita ini, kematian memang hal yg Ghaib, siap tidak siap, harus menerimanya,, jadi setiap hari harus mempersiapkannya dengan baik..
mabruri...kita memang kudu selalu siap bro, namun yg sulit adalah kalau kita sudah memiliki anak istri...dapatkah mereka 'siap' kalau kita dipanggil duluan??
Renungan yg sangat dalam di Jum'at pagi begini mas. Terima kasih..
Kalo saya belum siap neh, untuk saya sendiri saya rasa bekalnya masih kurang.. hikkks
Terima kasih sudah di sentil dengan postingan ini, Mas. Mau tak mau, siap tak siap, kita harus mempersiapkan diri untuk meninggalkan dan ditinggalkan ya, Mas..hiks...
mungkin hanya sekedar keimanan saja yang bunda bisa persiapkan utk anak2, bila nanti saatnya bunda harus kembali ke kampung akhirat, Necky.
bahwa semua nya toh akan kembali pada Allah swt.
soal sedih, kehilangan dan belum ikhlas, bunda yakin dgn berjalannya waktu , kesedihan itu akn berlalu.
semoga anak2 kita takkan pernah melupakan kiriman doa pd kita setiap waktu, hanya itu yg bisa diharapkan.
salam
hmmm..berusaha menjadi yang terbaik dan melakukan hal baik yang masih kita bisa.
sebelum mempersiapkan orang lain, meski itu istri kita, lebih baik persiapkan diri agar tetap kokok iman.
memang sedih ditinggalkan orang terdekat, saya pernah merasakannya..
Bunda lily....koq mata saya jadi berkaca2 membaca komentarnya bunda...terima kasih ya
orin...you're welcome mbak
cerita dewasa...ayo donk..kita siap2...kita ga bakalan tahu apakah besok pagi masih nbisa bernafas kembali...:-)
dewi...jangan sedih donk...gw jadi ikutan sedih nih...
mari kita siapin diri kita bro, biar bisa menyiapkan orang2 terdekat kita...
Iya, nih Mas. ternyata saya juga belum mempersiapkan hal ini pada orang2 di sekitar saya.
>>>Nitip pesan buat semua:
Saya ada tantangan buat para blogger Indonesia, ki. Yang siap bisa langsung ceck TKP di blog saya.
mas alam...siap menerima tantangannya...*lagi nyari wangsit mau nulis apaan nih??*
sedih bacanya, tapi harus siap ya.
maaf pak blog ini belum masuk ke bloglist snyaya, malah blog satunya yg ada
jadi takut..
tapi yah, semua mesti dihadapi
dulu, saya tuh paling sering yang jahil, dan disebelin sama sodara2, setiap saya memulai obrolan tentang kematian.
g tau juga kenapa saya dulu enteng banget mengangkat topik itu, sepertinya sih saya sedang mempersiapkan diri saya sendiri
*ah sepertinya bisa jadi bahan postingan nih hehehe*
bener-bener tersentil deh pak..
aku blom ada nyiapain apa-apa..
tak ada yang bisa menebak, karena semua itu adalah misteri kehidupan yang kita jalani
mbak lidya...blog yang mana nih yang jadi list? hehehehe...kebanyakan blog yah...tapi untuk saat ini yang paling aktif ya blog ini
yadiebaroos...jangan takut lah bro...yang penting siap lah
nique...ayo mau posting apa nih jadinya??
fitri...udh nyiapin menjadi calon istri yang baik pun udh menjadi insya Allah ladang amal koq...
halaman putih...benar banget pak mufti, misteri yang wajib kita siapin perbekalannya
Saleum,
mudah2an saya akan senantiasa bersiap sedia pa bila suatu waktu janji saya didunia ini diputuskan. Alhamdulillah bang necky, tulisan ini memberi manfaat...
saleum dmilano
dmilano...terima kasih bro...
Inilah dia... saya ingin ketika saya mati nanti, kepergian saya ditangisi orang banyak... Pemakaman saya dihadiri banyak orang... TT__TT
*dengan harapan banyak yang mendoakan*
Karena itu, saya harus jadi orang yang berguna.
Kalau sedang marah pada anak-anak, aku suka bilang "Nanti kalau mama mati, kalian hidup yang rukun ya..." Dan mereka selalu berkata "mama jangan mati dong..." Tapi kadang aku suka berkata pada Riku, "Manusia mati kapan saja. Kita tidak tahu. Yang penting mama mau Riku tetap sayang papa dan adik....." Riku mengerti soal kematian dalam usia 4 th, dia melihat sendiri waktu peti mati nenek buyutnya habis menjadi debu dalam upacara kremasi :(
EM
Post a Comment