Di salah satu milis yang saya ikuti sedang terjadi diskusi hangat mengenai peraturan dan petugas. Diantara kedua belah pihak masing2 memegang pendirian bahwa pendapatnyalah yang paling betul sedangkan pendapat yang lain kurang tepat. Salah satu kubu mengungkapkan bahwa peraturan, sistem hingga Undang-Undang sudah dibuat sedemikian rupa jadi masyarakat sendiri yang seharusnya mentaati semua peraturan2 tersebut. Apabila harus ada petugas yang harus mengawasi penerapannya harus membutuhkan lebih banyak personal petugas. Sedangkan kalau ditambah personal bisa biaya operasional bisa melonjak dan ujung2nya harga tiket bisa naik.
Di lain pihak, dalam upaya menerapkan peraturan sangat perlu yang namanya law enforcement dan keteladanan. Sebagai petugas, sangatlah dibutuhkan ketegasan dan contoh dalam implementasi peraturan. Kondisi masyarakat kita saat ini sangat beragam dan masih membutuhkan pengawasan agar semua pihak dapat mengikuti peraturan dengan sebaik-baiknya. Sebagai contoh adalah larangan merokok di tempat umum. Baik di terminal, airport, perkantoran dan mall sudah diatur oleh Perda namun pada kenyataannya masih banyak orang2 yang melanggar. Apakah butuh petugas untuk mengawasi atau minta kesadaran masyarakat yang duluan??
Saya jadi teringat anekdot atau teka teki yang berkembang di masyarakat kita tentang Mana yang terlebih dahulu Telor atau Ayam? Kalau diskusi yang ujung2nya menanyakan mana yang duluan telor atau ayam, bisa2 sampai kiamat datangpun ga akan ada titik temunya. Bahkan ada yang membandingkan dengan negeri tetangga Singapura, dimana law enforcement di negeri itu sangat baik dijalankan. Sampai-sampai kota Singapura disebut sebagai Fine City yang artinya Kota yang penuh denda (bukan kota yang baik yah)
Kalau ada yang pernah mampir di kota ini, pasti tahu makan permen karet di denda, meludah sembarangan di denda, buang sampah sembarangan di denda, menelpon saat mengendarai kendaraan di denda, buang air kecil alias pipis sembarangan di denda, dan banyak denda-denda lainnya. Sebenarnya banyak peraturan2 yang sama di negeri kita tercinta namun bedanya di negeri kita pelaksanaan atau law enforcement-nya sangat lemah. Padahal struktur dan budaya masyarakat di negeri ini dengan negeri tetangga tidak berbeda jauh.
Banyak juga yg berpendapat dimulai dari keluarga, namun tidak sedikit mengutarakan bahwa agama yang pegang peranan. Semakin banyak yang berpendapat, semakin banyak pula kebenaran yang dapat diungkapkan. Pendapat saya pribadi, semua faktor masing-masing memegang peranan penting tapi kalau disuruh menjawab mana yang harus duluan.....saya memilih kata2 penyanyi Ebiet G Ade.... "Mari kita bertanya kepada rumput yang bergoyang" Kalau pendapat anda sendiri mana yg harus duluan supaya orang2 bisa taat dengan peraturan???
NE
Di lain pihak, dalam upaya menerapkan peraturan sangat perlu yang namanya law enforcement dan keteladanan. Sebagai petugas, sangatlah dibutuhkan ketegasan dan contoh dalam implementasi peraturan. Kondisi masyarakat kita saat ini sangat beragam dan masih membutuhkan pengawasan agar semua pihak dapat mengikuti peraturan dengan sebaik-baiknya. Sebagai contoh adalah larangan merokok di tempat umum. Baik di terminal, airport, perkantoran dan mall sudah diatur oleh Perda namun pada kenyataannya masih banyak orang2 yang melanggar. Apakah butuh petugas untuk mengawasi atau minta kesadaran masyarakat yang duluan??
Saya jadi teringat anekdot atau teka teki yang berkembang di masyarakat kita tentang Mana yang terlebih dahulu Telor atau Ayam? Kalau diskusi yang ujung2nya menanyakan mana yang duluan telor atau ayam, bisa2 sampai kiamat datangpun ga akan ada titik temunya. Bahkan ada yang membandingkan dengan negeri tetangga Singapura, dimana law enforcement di negeri itu sangat baik dijalankan. Sampai-sampai kota Singapura disebut sebagai Fine City yang artinya Kota yang penuh denda (bukan kota yang baik yah)
Kalau ada yang pernah mampir di kota ini, pasti tahu makan permen karet di denda, meludah sembarangan di denda, buang sampah sembarangan di denda, menelpon saat mengendarai kendaraan di denda, buang air kecil alias pipis sembarangan di denda, dan banyak denda-denda lainnya. Sebenarnya banyak peraturan2 yang sama di negeri kita tercinta namun bedanya di negeri kita pelaksanaan atau law enforcement-nya sangat lemah. Padahal struktur dan budaya masyarakat di negeri ini dengan negeri tetangga tidak berbeda jauh.
Banyak juga yg berpendapat dimulai dari keluarga, namun tidak sedikit mengutarakan bahwa agama yang pegang peranan. Semakin banyak yang berpendapat, semakin banyak pula kebenaran yang dapat diungkapkan. Pendapat saya pribadi, semua faktor masing-masing memegang peranan penting tapi kalau disuruh menjawab mana yang harus duluan.....saya memilih kata2 penyanyi Ebiet G Ade.... "Mari kita bertanya kepada rumput yang bergoyang" Kalau pendapat anda sendiri mana yg harus duluan supaya orang2 bisa taat dengan peraturan???
NE
20 comments:
kalo selalu salah2an nyuruh pihak lain yang duluan, akibatnya ya gak ada yang mulai.
harus2 sama2 mulai. gak ada yang siapa harus duluan, siapa yang belakangan.
masyarakat harus mulai dari diri sendiri untuk lebih taat peraturan.
penegak hukum juga harus langsung memulai untuk lebih disiplin dan tertib (jangan terima suap).
selama masih terus salah2an dan gak mau mulai duluan, ya keadaan negara kita akan selalu kayak sekarang ini. stagnan di posisi yang gak bagus. gak maju2.
setuju sama Arman,
mulai aja daei diri sendiri dan lingkungan keluarga dulu deh
menurutku sih MULAI DARI DIRI SENDIRI dulu aja mas.
jika nanti setiap keluarga sudah punya pola pikir yang sama, yaitu mengedepankan kepentingan publik daripada kepentingan sendiri, maka saat itulah bangsa ini bisa berubah dalam artian yang sebenarnya.
dan suka atau tidak, sekarang ini para orang tua, kerabat terdekat masih memberi contoh yang buruk pada anak2 yang langsung direkam dan ditiru dengan baik atau kadang lebih baik lagi :(
setuju max... ^_^
kalau aku mikirnya diri sensiri itu penting mas.. TAPI wetuju gak setuju masyarakat kita susah loh klo disuruh dengan kesadaran sendiri.. ya harus ada yg mengingatkan dan memberikan hukuman pastinya.. walaupun gak banyak tapi peran peringatan langsung akan lebih berdampak cepat reaksinya daripada peringatan tak langsung yg hanya berupa tulisan yg entah apa tulisa..itu dibaca atau gak oleh orang yg kita maksud kan yak¿
rumput jaman sekarang sudah tidak bergoyang pak :)
Menurut saya ...
Mana yang pertama duluan ...
sepertinya penerapan aturan, nilai-nilai dan manners yang baik di tengah keluarga adalah yang pertama ...
InsyaALLAH jika disana sudah kuat mudah-mudahan selanjutnya kuat juga ...
Salam saya Pak Neck
menurut saya, yang penting peraturan itu dibuat dan harus ditegakkan. kita punya banyak peraturan, tapi nggak ada yang ditegakkan. katanya di jakarta para perokok yg merokok di tempat umum, didenda. nyatanya tidak kan? kalau buat peraturan tapi tidak dijalankan, itu namanya pemborosan. pas bikin peraturan kan pakai duit juga.
se7! haha.. :D
nice article.. :)
arman...untuk merubah petugas kudu dari pimpinannya khan?? kalau di rumah kebetulan gw sebagai kepala keluarga mau tidak mau, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang harus menjadi keteladanan anak2 gw bro...cheers
nique...terkadang gw suka sulit menerangkan kepada anak2 saat mereka melihat sesuatu yang berbeda dengan yang telah gw ajarkan kepada mereka. Pada akhirnya gw cuma bisa bilang kepada mereka...kalau kamu melakukan hal yg sama berarti seperti mereka donk....hehehehe...
niee...kalau pendapat gw mah...umumnya masyarakat di negara2 asia itu punya karakter yg sama nah kalau di negera tetangga bisa lebih teratur tinggal kita contoh aja khan yah?? gitu aja koq repot yah negeri ini?? bingung khan??? :-)
mbak lidya....karena rumputnya udh gundul yah?? *kena kemarau panjang*
om enha...mudah2an kita bisa istiqomah di keluarga kita masing2 ya om...aamiin..
mbak kris...yg penting buat peraturan urusan penegakan hukumnya khan ada instansi yg berbeda....hahahahaha....gubrakzs
kata teman saya,
peraturan itu ada karena ada pelanggaran...
gitu ya pak, hehehe
yah kita harus mulai dari diri sendiri dulu untuk menjalankan peraturan.. Cuma yah itu tadi, kadang kita suka nakal.. hahahahaha
kalo menurutku, itu saling berhubungan erat, antara peraturan dan petugas, karena tidak ada peraturan tentunya tidak ada petugas yang mengawasinya bukan?
Awal2nya kita bisa mencontoh negara sejuta denda itu kali yah Mas Necky..Sebab kalau membayar kesalahan dengan uang emang amat sakit, maka orang cenderung akan mengingatnya..Nah satu generasi manusia setelah takut kena denda berlalau, insya allah disiplin mulai tertanam dalam dna gen berikutnya. Dan Indonesiapun akan tertib.
Post a Comment