Minggu yang lalu ada pengumuman kelulusan siswa SMA, minggu ini ada pengumuman kelulusan siswa SMP. Menurut berita2 di koran tingkat kelulusan di tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Bahkan kalau saya ikuti beritanya waktu pengumuman kelulusan SMP ada yang mendapat nilai sempurna pada UN yakni 40 (untuk 4 mata pelajaran...yg berarti nilainya 10 semua ...saudara-saudara..)
Siswa yang lulus SMP dengan nilai bagus...dapat dipastikan dapat dengan mudah melanjutkan ke SMA negeri. Bahkan di beberapa pemerintah daerah telah berhasil menggratiskan biaya di SMA. Ada juga yang melanjutkan ke SMK dengan harapan lebih cepat bekerja. Tinggal memilih sesuai dengan peminatan masing2 siswa. Namun ada juga orang tua yang ingin menyekolahkan di RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional), tentunya dengan konsekuensi ada banyak biaya tambahan yang bakal dikeluarkan.
Sewaktu saya dan rekan2 kantor membahas kelulusan SMA kemudian jenjang berikutnya yakni perguruan tinggi, setengah tidak percaya mendapatkan info tentang mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi. Dua tahun yang lalu untuk masuk School of Business Management di PT negeri Bandung mencapai Rp.80 juta. Saya kurang tahu apakah nilai tersebut absolut atau ada tambahan biaya lainnya. Belum lagi untuk masuk fakultas kedokteran di universitas negeri (di kota kecil Jawa Tengah) biayanya mencapai Rp.50juta. Bayangkan untuk fakultas kedokteran di universitas negeri favorit atau swasta di kota besar yah??
Lantas saya berpikir bahwa ternyata menjadi pintar saja untuk zaman sekarang ternyata tidak cukup yah. Pintar saja tidak cukup sebab mau kuliah tidak punya uang....ya mohon maaf sajalah. Lalu bagaimana untuk zamannya Nedia atau Nafis (3-6 tahun yang akan datang), berapa uang yang harus saya persiapkan agar mereka dapat kuliah sesuai dengan keinginan mereka??? Pembicaraan kamipun melebar hingga kebijakan pendidikan di Indonesia yang menyebabkan mahalnya biaya kuliah. Bisa ga yah? mampu ga yah? kalau kata urang sunda...kumaha engke wae lah.....:-)
Kebetulan sekali ada tiga keponakan yang tahun ini lulus SMA. Ketiganya adalah anak kakak2 kandung saya. Namun dari ketiganya ada satu orang yang berbeda kondisi ekonominya karena ayahnya sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Untuk melanjutkan sekolahnya, alhamdulillah masih ada yang mau membiayai. Keinginan sekolah hingga S1, sepertinya tidak dapat direalisasikan mahalnya biaya pendidikan. Akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti saran orang tuanya mengambil program D3 sekretaris (yang sangat terkenal dan sangat bagus).
Sayapun jadi ikut menambahkan gambaran-gambaran tentang dunia kerja saat ini. Lulusan S1 sudah sangat sulit untuk mencari pekerjaan, kalau seandainya mengambil D3 sekretaris, mudah2an kesempatan kerjanya justru lebih besar karena setiap lulusan dari sekolah itu sangat dihargai oleh perusahaan2 dan dianggap bisa langsung bekerja. Setelah bekerja, diharapkan bisa menyambi sambil meneruskan ke jenjang S1. Banyak contoh yang ada di kantor seperti kondisi di atas.
Alhamdulillah dia bisa mengerti apa yang saya sampaikan. Mudah2an dia tidak hanya mengerti namun juga memahami banget info yang saya beberkan. Dia bisa bersaing dengan teman2nya yang langsung S1. Paling penting untuk dipahami olehnya adalah tidak perlu berkecil hati dengan hanya kuliah di program D3. Kunci keberhasilan di dunia kerja adalah kerja keras dan konsisten dalam bekerja dan bukan hanya titel sarjana.
Tahun ini, Nedia naik kelas tiga SMP. Setelah berdiskusi dan melihat potensi yang dimilikinya, saya menyarankan kepada dia untuk melanjutkan ke SMK. Awalnya dia masih bingung SMA atau SMK, sayapun tidak memaksakan dia. Setelah saya suruh browsing di internet akhirnya dia setuju untuk masuk SMK. Namun ternyata rencana kami tidak sepenuhnya didukung oleh keluarga besar karena ada yang menyarankan tetap masuk SMA dulu aja. Well....mudah2an selama beberapa bulan ke depan saya dan Nedia punya ketetapan hati memilih sekolah...SMA atau SMK....
Siswa yang lulus SMP dengan nilai bagus...dapat dipastikan dapat dengan mudah melanjutkan ke SMA negeri. Bahkan di beberapa pemerintah daerah telah berhasil menggratiskan biaya di SMA. Ada juga yang melanjutkan ke SMK dengan harapan lebih cepat bekerja. Tinggal memilih sesuai dengan peminatan masing2 siswa. Namun ada juga orang tua yang ingin menyekolahkan di RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional), tentunya dengan konsekuensi ada banyak biaya tambahan yang bakal dikeluarkan.
Sewaktu saya dan rekan2 kantor membahas kelulusan SMA kemudian jenjang berikutnya yakni perguruan tinggi, setengah tidak percaya mendapatkan info tentang mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi. Dua tahun yang lalu untuk masuk School of Business Management di PT negeri Bandung mencapai Rp.80 juta. Saya kurang tahu apakah nilai tersebut absolut atau ada tambahan biaya lainnya. Belum lagi untuk masuk fakultas kedokteran di universitas negeri (di kota kecil Jawa Tengah) biayanya mencapai Rp.50juta. Bayangkan untuk fakultas kedokteran di universitas negeri favorit atau swasta di kota besar yah??
Lantas saya berpikir bahwa ternyata menjadi pintar saja untuk zaman sekarang ternyata tidak cukup yah. Pintar saja tidak cukup sebab mau kuliah tidak punya uang....ya mohon maaf sajalah. Lalu bagaimana untuk zamannya Nedia atau Nafis (3-6 tahun yang akan datang), berapa uang yang harus saya persiapkan agar mereka dapat kuliah sesuai dengan keinginan mereka??? Pembicaraan kamipun melebar hingga kebijakan pendidikan di Indonesia yang menyebabkan mahalnya biaya kuliah. Bisa ga yah? mampu ga yah? kalau kata urang sunda...kumaha engke wae lah.....:-)
Kebetulan sekali ada tiga keponakan yang tahun ini lulus SMA. Ketiganya adalah anak kakak2 kandung saya. Namun dari ketiganya ada satu orang yang berbeda kondisi ekonominya karena ayahnya sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Untuk melanjutkan sekolahnya, alhamdulillah masih ada yang mau membiayai. Keinginan sekolah hingga S1, sepertinya tidak dapat direalisasikan mahalnya biaya pendidikan. Akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti saran orang tuanya mengambil program D3 sekretaris (yang sangat terkenal dan sangat bagus).
Sayapun jadi ikut menambahkan gambaran-gambaran tentang dunia kerja saat ini. Lulusan S1 sudah sangat sulit untuk mencari pekerjaan, kalau seandainya mengambil D3 sekretaris, mudah2an kesempatan kerjanya justru lebih besar karena setiap lulusan dari sekolah itu sangat dihargai oleh perusahaan2 dan dianggap bisa langsung bekerja. Setelah bekerja, diharapkan bisa menyambi sambil meneruskan ke jenjang S1. Banyak contoh yang ada di kantor seperti kondisi di atas.
Alhamdulillah dia bisa mengerti apa yang saya sampaikan. Mudah2an dia tidak hanya mengerti namun juga memahami banget info yang saya beberkan. Dia bisa bersaing dengan teman2nya yang langsung S1. Paling penting untuk dipahami olehnya adalah tidak perlu berkecil hati dengan hanya kuliah di program D3. Kunci keberhasilan di dunia kerja adalah kerja keras dan konsisten dalam bekerja dan bukan hanya titel sarjana.
Tahun ini, Nedia naik kelas tiga SMP. Setelah berdiskusi dan melihat potensi yang dimilikinya, saya menyarankan kepada dia untuk melanjutkan ke SMK. Awalnya dia masih bingung SMA atau SMK, sayapun tidak memaksakan dia. Setelah saya suruh browsing di internet akhirnya dia setuju untuk masuk SMK. Namun ternyata rencana kami tidak sepenuhnya didukung oleh keluarga besar karena ada yang menyarankan tetap masuk SMA dulu aja. Well....mudah2an selama beberapa bulan ke depan saya dan Nedia punya ketetapan hati memilih sekolah...SMA atau SMK....
16 comments:
biaya kuliah memang makin tinggi, untuk PTN cara masuknya juga sekarang ada beberapa jalur yang masih terus kami amati, karena si sulung tahun depan insya Allah akan tamat SMA
dia sendiri sampai saat ini masih belum memutuskan ingin ke mana,
Emang agak aneh sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Biayanya selalu berpuluh juta. Sesuatu yg agak sukar di jangkau oleh ekonomi orang tua yang biasa-biasaja. Universtitas negeri yg jadi harapan malah gak mau kalah. Masak sih akhirnya cuma anak2 orang berada yg dapat pendidikan layak ya?
Saya rasa ada satu alternatif lainnya Pak Neck ...
Cari bea siswa ...
Yang saya tau ... pemerintah Turky dan juga Pemerintah Jepang giat menjaring anak-anak SMU (baik SMA maupun SMK) untuk belajar di negaranya atas biasa negara tersebut ...
Kuncinya ...
Rajin-rajin mencari informasi ... baik dari sekolah maupun dari browsing
Salam saya Pak Neck
huaa saya harus nabung lebih banyak nih untuk kuliah anak2 nantinya
bu monda...iya bener ada beberapa cara mendapatkan jalur yang tidak terlalu mahal tapi hanya kecil sekali persentasenya
mbak evi...mau tidak mau ini adalah potret bangsa kita saat ini... suka atau tidak suka....kita harus berputar otak.....
bener om enha....untuk bea siswa memang salah satu jurus menggapai pendidikan tinggi namun untuk mendapatkan beasiswa....harus pintar banget....karenanya pintar aja ga cukup... hehehehe
bener banget ortu kudu cari informasi sebanyak-banyaknya nih
mbak lidya....jadi karyawan biasa seperti saya memang kudu mutar otak sekeras2nya .....:-)
iya aduh kalo mikirin biaya pendidikan anak emang langsung sukses bikin stres. hehehe.
Berkhayal pendidikan gratis di Indonesia mah keknya ga mungkin ya mas? hihihi...
Harus segera punya tabungan khusus nih, walopun anaknya belum ada :)
waaahh emang pendidikan PT sekarang amit amit deh biayanya.. di prediksi klo aku mau menguliahkan anak 20tahun lagi harus menabung mininal 3 juta perbulan.. gaji aja gak sampe segitu ~_~
Betul pak...tak cukup hanya pintar memang, kadang ikut ngenes melihat siswa pintar yg terkendala kuliah gara2 ketiadaan biaya, dan mencari beasiswa (pemerintah) saat ini juga tidak begitu mudah... Oya, semoga ananda & keluarga nanti bisa sepaham perihal jenjang pendidikan yg dipilih ya Pak...
arman....benran bro...gw suka mules kalau udh liat biaya pendidikan saat ini di Indonesia
orin......sekarang tuh tidak ada yang tidak mungkin terjadi apalagi di bumi pertiwi yang kita cintai. Semuanya bisa terjadi deh pokoknya
kita nabung dari sekarang tapi dapur ga bisa ngebul...dilema donk jadinya?? :-)
mechta...semoga saja apapun yang dipilih oleh anak2 nantinya merupakan yang terbaik bagi mereka semuanya...aamiin
Post a Comment