Ada perasaan yang sedih mendalam tatkala mendengar cerita tentang orang tua dari salah seorang sahabat. Kondisi kesehatan orangtuanya saat ini sangat kurang baik dan membutuhkan perhatian yang sangat ekstra dari lingkungan terdekatnya. Saya sangat ingat bagaimana orangtua tersebut suangatttt....perhatian kepada kedua anak2nya. Bahkan beliau seringkali memberikan proteksi super untuk anak2nya tatkala sedang ada masalah. Secara ekonomi, temanku bukanlah seorang yang membutuhkan bantuan ekonomi namun dalam kenyataannya perawatan yang beliau jalani...memiliki kesan kurang penanganan karena kondisi ekonomi.
Beberapa kali beliau harus pulang pergi ke rumah sakit hanya ditemani oleh asisten pribadinya. Saya memiliki keyakinan bahwa kedua anaknya mengetahui dan menyadari kondisi kesehatan orang tua mereka. Namun pekerjaan kantor sangat menyita waktu mereka untuk tetap bisa mendampingi dan menemani bolak balik rumah sakit.
Saya membicarakan kondisi ini kepada istri, dan kebetulan sekali temannya pernah memiliki kondisi yang hampir sama (orang tuanya membutuhkan perawatan ekstra bahkan membutuhkan biaya sangat tinggi). Temannya berjuang hingga kemampuan maksimal untuk merawat dan menemani orang tuanya. Padahal dia dan istrinya sama-sama bekerja. Baik moril dan materil sudah banyak yang mereka keluarkan. Ketika istri saya menanyakan sudah berapa besar biaya kepada temannya, dengan diplomatis si teman menjawab "Nilai yang kita telah keluarkan sangat tidak sebanding dengan pengorbanan dia (orang tuanya) terhadap kita." Mungkin ini jawaban klise, tapi menurut pendapat saya ini adalah bukti pengabdian kepada orang tua.
Meskipun akhirnya, orang tua dia meninggal dunia. Setidaknya ada perasaan sedikit puas dalam hatinya karena telah berusaha maksimal merawat dan menemani orang tuanya. Saya jadi teringat beberapa tahun silam saat baru saja bekerja. Saat itu kondisi ibu sering bolak balik ke dokter dan masuk rumah sakit. Saya menjelaskan kondisi kesehatan orang tua kepada bos tentang hal tersebut karena membuat saya jadi sering datang ke kantor telat. Alhamdulillah bos cukup mengerti dan dapat memaklumi apabila saya datang telat karena harus mengantarkan ke dokter atau rumah sakit. Ibu saya sampai menanyakan apakah saya tidak ditegur sama kantor namun saya bilang sudah dapat izin.
Saya koq ga tega melihat orang tua pergi ke dokter sendirian atau hanya ditemani oleh asisten pribadinya. Kalau kita bisa mengingat kembali saat masih bayi atau masih kecil, bagaimana orang tua kita jungkir balik karena panik saat kita sakit. Giliran mereka sakit kenapa kita ga mau menyisihkan waktu dan urusan kita sih?? Sungguh ini sangat mengganggu saya apabila ada orang tua datang ke dokter tanpa yang menemani. Segitu sibuknya kah urusan kita sampai2 tidak ada waktu sama sekali? kalau kata orang bijak, "janganlah engkau menitikkan air mata saat orang tuamu meninggal dunia padahal saat mereka hidup engkau tidak mengurusnya"
NE
Beberapa kali beliau harus pulang pergi ke rumah sakit hanya ditemani oleh asisten pribadinya. Saya memiliki keyakinan bahwa kedua anaknya mengetahui dan menyadari kondisi kesehatan orang tua mereka. Namun pekerjaan kantor sangat menyita waktu mereka untuk tetap bisa mendampingi dan menemani bolak balik rumah sakit.
Saya membicarakan kondisi ini kepada istri, dan kebetulan sekali temannya pernah memiliki kondisi yang hampir sama (orang tuanya membutuhkan perawatan ekstra bahkan membutuhkan biaya sangat tinggi). Temannya berjuang hingga kemampuan maksimal untuk merawat dan menemani orang tuanya. Padahal dia dan istrinya sama-sama bekerja. Baik moril dan materil sudah banyak yang mereka keluarkan. Ketika istri saya menanyakan sudah berapa besar biaya kepada temannya, dengan diplomatis si teman menjawab "Nilai yang kita telah keluarkan sangat tidak sebanding dengan pengorbanan dia (orang tuanya) terhadap kita." Mungkin ini jawaban klise, tapi menurut pendapat saya ini adalah bukti pengabdian kepada orang tua.
Meskipun akhirnya, orang tua dia meninggal dunia. Setidaknya ada perasaan sedikit puas dalam hatinya karena telah berusaha maksimal merawat dan menemani orang tuanya. Saya jadi teringat beberapa tahun silam saat baru saja bekerja. Saat itu kondisi ibu sering bolak balik ke dokter dan masuk rumah sakit. Saya menjelaskan kondisi kesehatan orang tua kepada bos tentang hal tersebut karena membuat saya jadi sering datang ke kantor telat. Alhamdulillah bos cukup mengerti dan dapat memaklumi apabila saya datang telat karena harus mengantarkan ke dokter atau rumah sakit. Ibu saya sampai menanyakan apakah saya tidak ditegur sama kantor namun saya bilang sudah dapat izin.
Saya koq ga tega melihat orang tua pergi ke dokter sendirian atau hanya ditemani oleh asisten pribadinya. Kalau kita bisa mengingat kembali saat masih bayi atau masih kecil, bagaimana orang tua kita jungkir balik karena panik saat kita sakit. Giliran mereka sakit kenapa kita ga mau menyisihkan waktu dan urusan kita sih?? Sungguh ini sangat mengganggu saya apabila ada orang tua datang ke dokter tanpa yang menemani. Segitu sibuknya kah urusan kita sampai2 tidak ada waktu sama sekali? kalau kata orang bijak, "janganlah engkau menitikkan air mata saat orang tuamu meninggal dunia padahal saat mereka hidup engkau tidak mengurusnya"
NE
38 comments:
Kita orang awam,mungkin bisa berkata,loh kok ga bisa nganter ibu ke dokter dengan alasan sibuk.
Tapi mungkin bisa aja,dari pihak perusahaan itu sendiri yang ketat dengan peraturan.mungkin tidak mengizinkan,dan suamiku pernah mengalaminya bang.Tega ya perusahaan itu,ga punya rasa berperikemanusiaan..hiks..
jadi ingat peristiwa yang barusan saya alami bang.. alhamdulillah, ketika abah saya mo operasi bulan lalu, saya bisa pulang, dan saya sendiri yang menemani beliau untuk check up segala macam hingga akhirnya harus masuk RS.. hal kecil yang tak sebanding dg pengorbanan orang tua kita dulu, tapi saya sudah cukup lega karena bisa menaminya hingga sehat.. :)
Bagiku yang jauh dari orangtua, selalu waswas dan selalu ingin terbang ke Jkt setiap salah satu orangtuaku sakit. Pernah aku mendadak ke Jkt waktu mama masuk RS karena stroke ringan, meskipun mama bilang tidak usah. Dan itu berdampak positif, semangat dia untuk sembuh terpicu!
Sedapat mungkin hendaknya kita menemani orangtua yang sakit.
saya pernah baca cerita sama seperti itu di salah satu blog ,dia terlalu fokus sama kesibukannya sehingga tidak pernah ngabulin kemauan ibunya tuk pergi ke dokter,ekhh ibunya malah keburu dipanggil sma alloh,,nyesel deh tuh
Pak Neck ...
terima kasih telah mensharingkan dan mengingatkan kita semua akan hal ini ...
ini hal sederhana ...
namun boleh percaya ... boleh tidak ... kejadian yang pak neck ceritakan itu sering terjadi ...
Sekali lagi
Thanks ya Pak ...
Ini bisa menjadi pengingat untuk kita semua
salam saya Pak
sependapat dengan mama olive bahwa banyak sekali perusahaan yang begitu ketat peraturannya... benar2 profit oriented... untung beberapa tempat dimana saya pernah bekerja tidak sekejam itu...
tapi kejadian seperti mas Necky ceritakan banyak banget lho terjadi di sekitar kita....dimana anak-anak menjadi sibuk sendiri, rasa sayang dan perhatian pada orang tua berhasil disaingi oleh kesibukan lainnya...
sedih dan miris melihat kenyataan2 yang seperti itu...
semoga kita tetap bisa menjadi anak-anak yang baik bagi orang tua kita ya mas... Amin YRA....
thanks for share...
nchie...wah..wah..hari gini masih ada perusahaan seperti kayak gitu? speecless deh saya pokoknya ngeliat perusahaan spt itu
dhenok...bersyukurlah perusahaan tmpt bekerjanya mau mengerti dan memahami kondisinya....semuanya toh akhirnya win-win solution khan?
mbak Em, semua orang tua pasti tidak mau membebani anak2nya. Kalau mereka bilang ga apa2, bisa jadi maksudnya saya senang banget deh kalau ditemani sama anak2nya. Support kita memang harus selalu all out buat orang tua khususnya semasa mereka masih hidup
pelangsing...percuma sajalah kalau sudah terlambat...menyesal itu tiada gunanya...makanya mari kita berpikir yang lebih sebelum memutuskan sesuatu
om enha...cerita mengantarkan untuk ambil uang pensiun sudah lebih dari cukup menggambarkan betapa orang tua itu tiada putusnya menyanyangi dan bangga terhadap anak2nya. om enha mungkin hanya mengantarkan saja, namun ada perasaan yg kita tidak ketahui dibalik itu...semoga kita terus dapat menjadi lebih baik...
alaika...peraturan perusahaan itu khan yang buat manusia juga. Mereka pasti punya perasaan dalam menerapkan peraturannya. Kalau kekakuan dalam menerapkan peraturan bisa fatal juga khan lho akibatnya. Syukurlah kalau hingga detik ini tempat kerjanya masih ada tolreansinya
hiks..hik...
jadi makin ga tega buat jauh2 dari orang tua pak. apalagi di keluarga tinggal saya anak satu2nya.
Ada hikmah juga, beruntung saya kerjanya ga terikat sama instansi2 atau perusahaan2, jadi ya setidaknya bisa meluangkan banyak waktu untuk bisa bersama orang tua.
ceritnya dalam banget mas, dan sekarang ada banyak orang yang seperti ini..
Ketika kita masih kecil, orang tualah yang tak kenal waktu dan lelah selalu memperhatikan dan merawat kita, namun ketika kita sudah besar, dan memiliki pekerjaan, terkadang ada yang lebih mementingkan pekerjaan dibanding permintaan ibu untuk ditemani :)
Yg dibutuhkan emang win2 solution...
Kalau kita memang jauh, nggak mungkin juga slalu nunggui orang tua. Tapi kalau nggak pernah bisa nengok kok keterlaluan juga.
Jadi proporsional saja.
Lha proporsionalnya itu bagaimana, masing2 kita pasti punya ukuran "kepatutan" sendiri.
Salam!
hal seperti itu biasa terjadi, dan akhirnya penyesaln yang ada dibelakang kita. tapi tak ada yg bisa mengembalikan penyesalan.. semua sudah berlalu. mari manfaatkan waktu luang untuk merawat seseorang yang dekat dg kita, saudara, maupun orangtua..
salam
mabruri...bahagianya bisa meluangkan waktu dan berada di deket orang tua bro. Banyak yg ingin dekat ortu tp mata penchariannya jauh dari tempat tinggalnya
endy,...bener banget bro. Pekerjaan membuat kita melupakan orang2 tercinta yang berada disekitar kita. Jangan lupa deh kalau udh cari uang yah??
pak mars...emang sih kalau lokasinya tidak berada sekota sousinya yg seperti pak mars usulkan memang pas banget. Tapi kalau udh tinggal satu kota dan dekat....saya menjadi kehilangan kata-kata untuk ini pak
ari...sebisa mungkin, sedapat mungkin, kalau ortu masih ada jangan ditunda-tunda meluangkan waktu untuk mereka. Manfaatkan sebaik2nya sebelum nantinya jadi sebuah penyesalan
kepedulian keluarga memang penting, harus ditanamkan semenjak dini, nunggu org sakit di rumah sakit memang memakan waktu alias harus tidak sibuk. pintar2 berkomunikasi dgn sesama saudara2 agar bisa berbagi kepedulian :D
lebih dari seminggu ini bapaku bolak balik ke rumah sakit, untuk ngurusin operasi katarak sama prostatnya. setiap kami tawarkan menemani, bapa menolak, katanya masih sanggup. kami ngeyel, bapa lebih ngeyel lagi.
kata saya, apa kata orang klo bapa setua ini jalan sendiri berobat, nanti kami yang diomongin orang pak.
peduli omongan orang sih, kata bapa, nanti aja temani klo pas operasi. sekarang bapa sanggup kok.
ga tega tapi gimana lagi. mosok tiap mo berobat berantem? :D
memang pasti nggak tega kalau orangtua sakit dan kita nggak mengantar... lebih baik izin saja dari tempat kerja daripada membiarkan mereka pergi sendiri... semoga orangtua kita senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah, amin.. :-D
arif...setuju banget untuk membiasakan kepedulian terhadap keluarga sejak dini....
nique...memang orang tua itu berbeda-beda. Mungkin sekali-sekali ga usah ditanyain tapi langsung aja datang untuk menemani pergi ke rumah sakit. Beliau tidak ingin merepotkan dan mengorbankan waktu anak2nya hanya sekedar menemani...
mbak thia...mudah2an kita selalu dapat izin dari kantor apabila mau menemani orang tua yah ....
cerita ini jadi pelajaran buat saya. meski ortu sehat semua..semoga saya tetap peduli pada mereka..apapun keadaannya..:)
Untunglah waktu mama sakit kemaren aku bisa temenin mama terus karena emang udah gak kerja...bahkan sampai nginep di RS...jadi waktu pada akhirnya mama meninggal...minimal udah merasa melakukan yang maksimal...
Harus bener bener diprioritasin...kapan lagi mau bakti sama orang tua...ya kan bang...Jangan sampe nanti merasa menyesal deh...
mbak ketty...mumpung ortu lagi sehat ayo diajak jalan2 tuh...senangin hati mereka ...kapan lagi...tuh
erry....beruntungnya elo bisa dengan maksimal menemani beliau sampai disaat-saat terakhir kehidupannya. Tidak banyak orang yg bisa seperti elo. Tapi gw yakin didalam hati elo masih belum puas membaktikan diri elo buat beliau khan??...soalnya itu yg gw rasain juga ...
aaahh mudah2an aku dikasih waktu luas untuk merawat orang tuaku nanti >_<
niee...sip..semoga setelah diberi waktu yg luas jangan lupa merawat orang tua yah...
Iya Necky, apa yang sudah orang tua kita berikan selama ini tentu tidak sebanding dengan apapun yang sudah kita berikan buat mereka.
Smoga yang sakit, segera diberi kesembuhan...
Amin.
bintang...meskipun kita sudah memberikan maksimalpun ga akan terbayar impas khan?.... semoga orang tua yang masih hidup diberikan kesehatan dan yang sudah meninggal diampuni dosa2nya
Duh jadi sedih.
Saya baru pulang dari Medan melihat papi yang sakit...
Rasanya ya gak tega kembali ke Jakarta, soalnya kepikiran bagaimana orang tua di sana, adakah yang bisa menemaninya terus...
Kalau saya, Insya Allah akan berusaha semaksimal mungkin membantu orang tua.... materi kan bisa dicari.... kasih sayang orang tua jelas tak tergantikan.
bulan desember hingga januari akhir ini, bunda dan ibu, berdua harus opname dirumkit , Necky
namun begitu, justru inilah kesempatan bunda utk bisa menemani ibu dlm keadaan yg bikin hati miris (jantungnya anvaal plus stroke) .
Bunda malahan banyak bersyukur dgn hrs di opname, Allah swt memberikan berkesempatan menemani ibu ....
salam
zee...emang kasih sayang orang tua itu sepanjang hayat masih dikandung badan....
serambi puisi...bunda kalau nanti saat orang tua kita kembali kehadirat-NYA, tangis air mata bukanlah karena sedih ditinggalkan oleh orang tua kita namun sedih tidak bisa menemani dan mengurus beliau lagi....
Post a Comment