Sejak beberapa tahun terakhir saya menggunakan moda transportasi publik yang ada di kota Jakarta dan sekitarnya. Dari bis kota, angkotan kota, ojek, kereta api hingga bis transjakarta.
Masih teringat dalam pikiran ketika pertama kali busway dicanangkan oleh gubernur DKI (saat itu gubernurnya adalah Sutiyoso) yang namanya cercaan, protes dan makian dilontarkan oleh masyarakat khususnya pengguna jalan antara Blok M hingga Stasiun Kota.
Begitu bis transjakarta dioperasikan, masyarakat langsung mencintai moda transportasi ini bahkan sebagian masyarakat yang dulunya ikut dalam mencerca berbalik mendukung sepenuhnya bis transjakarta. Dalam perkembangannya, dibuatlah beberapa jalur tambahan koridor yang diintegrasikan antara satu koridor dengan koridor lainnya.
Sungguh konsep yang sangat bagus dan sangat mendukung program pemerintah untuk berhemat dalam penggunaan BBM serta mendukung program global yakni Go Green. Namun sungguh sayang konsep yang baik dan sudah diimplementasikan sebagian harus sia-sia karena ketidakmampuan mengelola dengan baik.
Alasan klasik adalah anggaran belanja yang dipotong dan tidak dapat menutupi biaya pemeliharaan. Bagaimana selanjutnya nasib moda transportasi ini? Kemarin saya baru saja menggunakan kembali bis transjakarta koridor I. Turun di halte Sawah Besar, besi (baca:lantai) pada tangga dan koridor tempat keluar masuk penumpang ada yang bolong dan tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
Pernah ada usulan menggunakan tarif minimum dan maksimum berdasarkan jarak tapi menghilang begitu saja usulan tersebut. Menurut pendapat saya, tarif model itu adalah model yang paling sesuai dengan kondisi keuangan saat ini. Sebagai perbandingan, MRT di negara tetangga terdekat menggunakan sistem tarif tersebut.
Saya yakin Pemprov DKI sudah melakukan survey mengenai tarif minimum dan maksimum terkait dengan kemampuan daya beli masyarakat. Saya bermimpi menggunakan bis transjakarta yang dingin, bersih, tertib, nyaman dan aman tanpa harus menunggu lama dan sangat berdesakan (karena penghematan yang dilakukan membuat jumlah armada dikurangi).
Mari hapus persepsi kalo bangsa ini tidak mampu memelihara dengan bis transjakarta. Semoga mimpi bisa menjadi kenyataan.
Jakarta, 29 April 2009
http://sentilan.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment